Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Trump dan Prabowo Capai Kesepakatan Bersejarah: Pasar Indonesia Dibuka Penuh untuk AS, Tarif Ekspor RI Tetap 19%

Rabu, 16 Juli 2025 | Rabu, Juli 16, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-16T10:11:22Z


CNEWS , Jakarta/Washington DC — Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pencapaian kesepakatan strategis dengan Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, yang dinilainya sebagai perjanjian bersejarah. Dalam pernyataan resmi pada Selasa pagi (16/7), Trump menyebut untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia membuka seluruh pasar domestiknya untuk produk-produk Amerika Serikat, tanpa hambatan tarif dan non-tarif.


Sebagai kompensasi atas kebijakan perdagangan bebas satu arah tersebut, Indonesia berkomitmen untuk:


  • Mengimpor energi dari AS senilai USD 15 miliar,
  • Mengimpor produk pertanian AS sebesar USD 4,5 miliar,
  • Membeli 50 unit pesawat Boeing, termasuk varian Boeing 777,
  • Memberikan akses penuh bagi peternak, petani, dan nelayan Amerika ke pasar Indonesia yang berpenduduk lebih dari 280 juta jiwa.




Trump juga menyampaikan bahwa Indonesia tetap akan membayar tarif sebesar 19% atas barang-barang ekspornya ke Amerika Serikat. Sementara itu, ekspor AS ke Indonesia akan bebas bea masuk dan hambatan non-tarif sepenuhnya.


"Jika ada pengiriman ulang (transshipment) dari negara bertarif tinggi, maka tarif negara asal akan diberlakukan terhadap Indonesia," tegas Trump dalam pernyataannya.

 

Kesepakatan ini dinilai sebagai terobosan besar dan dramatis dalam hubungan perdagangan bilateral kedua negara, yang sebelumnya berjalan stagnan karena persoalan tarif, proteksi, dan ketegangan geopolitik.


Apresiasi dari Indonesia: Solon Sihombing Serukan Perhatian Diplomatik dan Keseimbangan Global


Pengamat Hubungan Internasional sekaligus jurnalis senior, Solon Sihombing, memberikan apresiasi tinggi atas keberhasilan negosiasi ini. Ia memuji kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan tim negosiator Indonesia yang dikomandoi Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.


"Saya menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi atas hasil besar ini. Semoga hubungan bilateral Indonesia-AS terus terjaga dengan baik sekarang dan ke depan, begitu pula hubungan dengan Uni Eropa, Tiongkok, dan mitra strategis lainnya," ujar Solon kepada redaksi.

 

Tantangan dan Peringatan: Potensi Ketimpangan dan Risiko Geopolitik


Meski disambut euforia, para pakar memperingatkan bahwa kesepakatan ini dapat menimbulkan ketimpangan serius dalam perdagangan bilateral jika tidak segera diikat dalam kerangka hukum internasional yang seimbang.

Guru Besar Hukum Internasional UI, Prof. Hikmahanto Juwana, sebelumnya menekankan pentingnya kesepakatan ini segera dituangkan dalam perjanjian bilateral tertulis, agar Indonesia tidak melanggar prinsip Most Favored Nation (MFN) dalam WTO. Tanpa perjanjian formal, negara-negara lain bisa menuntut perlakuan serupa yang diberikan kepada AS.


Selain itu, arus masuk produk AS secara besar-besaran dapat melemahkan posisi industri dan petani lokal, serta memperlebar defisit neraca perdagangan Indonesia jika tidak diimbangi dengan penguatan ekspor nasional.


Kesimpulan: Antara Diplomasi Prestisius dan Tantangan Domestik


Kesepakatan dagang ini menjadi kemenangan simbolik diplomasi ekonomi Indonesia dan AS, sekaligus ujian nyata bagi komitmen pemerintahan Prabowo untuk menjaga kedaulatan ekonomi nasional, memperkuat industri dalam negeri, serta memastikan kerja sama yang adil dan saling menguntungkan.

(TIM - RED)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update