iloukahean, Simalungun – CNews Investigasi
Sekolah Dasar Negeri 096743 di Dusun Silandoyung, Nagori Silou Paribuan, Kecamatan Silou Kahean, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, menjadi sorotan tajam setelah ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Temuan jurnalis CNews di lapangan menunjukkan bangunan sekolah yang tidak terawat, atap yang tertimpa pohon pinang, serta minimnya aktivitas belajar-mengajar yang layak.
Ironisnya, di balik kondisi tersebut, sekolah ini diketahui telah menerima dua tahap pencairan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2024 dengan total nilai lebih dari Rp 91 juta. Fakta ini menimbulkan pertanyaan serius: ke mana sebenarnya dana tersebut digunakan?
Atap Rusak Tak Diperbaiki, Proses Belajar Amburadul
Salah satu temuan paling mencolok adalah atap bangunan sekolah yang tertimpa pohon pinang dan hingga kini belum dibersihkan apalagi diperbaiki. Tidak hanya membahayakan siswa dan guru, situasi ini juga mencerminkan lemahnya kepedulian dan pengawasan dari pihak sekolah.
“Sudah berbulan-bulan atap sekolah tertimpa pohon. Tak ada perbaikan, tak ada penjagaan. Apa kepala sekolah tidak peduli?” ujar salah satu warga yang ditemui di lokasi.
Tak hanya soal fisik, warga juga mengeluhkan buruknya kualitas pembelajaran. Proses belajar dikabarkan tidak berjalan optimal. Banyak guru dilaporkan hanya memberikan tugas di papan tulis, sementara mereka asyik bercengkerama di ruang kepala sekolah.
“Ini bukan pendidikan, ini pembiaran. Anak-anak kami hanya diberi PR, tapi tidak diajarkan. Gimana mereka mau paham?” tambah warga lainnya dengan geram.
Dana BOS Sudah Cair: Di Mana Efeknya?
Dikutip dari data resmi BOS Kemdikbud, SDN 096743 Silandoyung telah menerima dana BOS sebagai berikut:
Tahap I (Cair 19 Januari 2024):
- Total dana: Rp 45.900.000
- Pemeliharaan sarana dan prasarana: Rp 5.830.000
- Pengembangan perpustakaan: Rp 6.586.100
- Administrasi sekolah: Rp 7.048.000
- Honor guru: Rp 9.600.000
Tahap II (Cair 12 Agustus 2024):
- Total dana: Rp 45.781.880
- Pemeliharaan sarana dan prasarana: Rp 19.870.000
- Pengembangan perpustakaan: Rp 8.456.000
- Administrasi sekolah: Rp 11.219.500
- Honor guru: Rp 2.000.000
“Dana pemeliharaan sekolah tahap kedua hampir Rp 20 juta, tapi pohon tumbang di atap saja tak diurus. Ini indikasi kuat adanya penyalahgunaan atau pembiaran,” ujar sumber internal pemerhati pendidikan yang enggan disebut namanya.
Desak Audit dan Evaluasi Kepala Sekolah
Warga mendesak agar Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun dan Inspektorat Daerah segera turun tangan melakukan audit menyeluruh terhadap penggunaan dana BOS serta evaluasi terhadap kinerja Kepala Sekolah Nurtani Sipayung.
“Kalau terbukti ada pelanggaran atau manipulasi dana, harus ditindak tegas. Jangan biarkan anak-anak di dusun jadi korban sistem yang rusak,” tegas warga.
Masyarakat juga menyinggung komitmen nasional Presiden RI Prabowo Subianto yang menempatkan pendidikan dan kesehatan sebagai prioritas utama pembangunan. Namun di daerah terpencil seperti Silandoyung, semangat tersebut seolah tak menyentuh realitas.
“Pendidikan adalah hak anak bangsa, bukan hanya anak kota. Kalau dibiarkan begini, anak-anak kami akan tertinggal, kehilangan masa depan,” pungkas warga.
Reporter: Tim Investigasi CNews
Editor: Rony Syah
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar