CNews - Jayapura, Harapan masyarakat Papua kembali menggema: mereka rindu melihat Persipura Jayapura berjaya di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Namun, suara harapan itu kini dibarengi dengan seruan tegas dari tokoh nasional asal Papua, Hendrik Yance Udam (HYU).
Dalam pernyataan keras yang disampaikan di Jayapura (Selasa 27/5) ,HYU mendesak agar PT Persipura Jayapura segera melakukan audit keuangan independen dan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) sebelum turun berlaga di Liga 2 musim 2025/2026.
HYU menekankan bahwa transparansi dan pembenahan manajemen adalah syarat mutlak jika klub ini ingin kembali berjaya.
“Banyak sponsor besar seperti PT Bank Papua dan PT Freeport Indonesia sudah menggelontorkan dana. Tapi kenapa Persipura terus merosot? Uang masuk, prestasi tenggelam. Ini harus diungkap lewat audit menyeluruh,” tegas HYU.
Tak hanya itu, HYU juga menyerukan agar Ketua Umum Persipura saat ini, Benhur Tomi Mano (BTM), mundur dari jabatannya. Ia menilai kepemimpinan BTM selama ini gagal membawa perubahan berarti bagi klub yang pernah menjadi raja di Liga Indonesia.
“BTM sudah gagal. Persipura tidak hanya gagal promosi, tapi juga kehilangan roh perjuangannya. Kami khawatir, klub kebanggaan rakyat Papua ini dijadikan kendaraan politik untuk kepentingan Pilgub Papua. Ini pengkhianatan terhadap semangat olahraga,” ujar HYU penuh semangat.
Lebih jauh, HYU mengingatkan bahwa Persipura adalah milik publik, bukan alat pribadi maupun politik siapa pun. Ia menolak keras jika klub dijadikan komoditas politik dalam kontestasi Pilgub mendatang.
“Persipura bukan alat politik! Ini simbol kebanggaan rakyat Papua. Jangan kotori klub ini dengan agenda politik. BTM harus legowo mundur dan beri jalan kepada sosok independen yang benar-benar cinta Persipura,” tegas HYU.
Seruan HYU juga ditujukan kepada para sponsor yang saat ini tengah menjajaki dukungan kepada Persipura. Ia meminta agar dukungan ditahan sementara, hingga audit independen dan RUPS dilakukan, serta pergantian Ketua Umum terlaksana.
“Sponsor jangan buru-buru. Pastikan dulu kejelasan manajemen dan keuangan. Jangan sampai uang rakyat Papua lewat sponsor justru menguap tanpa hasil,” tutup HYU.
Kini, bola panas berada di tangan PT Persipura Jayapura. Apakah mereka akan membuka lembaran baru dan menyelamatkan klub dari jurang kepentingan politik? Atau justru membiarkan harapan rakyat Papua terus terkubur bersama kegagalan demi kegagalan?
( YBM - RED)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar