Perkuat Kolaborasi Strategis dan Komitmen Inklusif Lewat Program Berbasis Komunitas
Pekanbaru, 10 April 2025 – Dua raksasa industri kelapa sawit nasional, Asian Agri dan Apical, menegaskan kembali komitmen keberlanjutan jangka panjang mereka melalui pembaruan inisiatif AsianAgri2030 dan Apical2030 dalam acara halal bihalal dan temu media yang digelar di Pekanbaru. Kedua perusahaan menyatakan optimisme mereka dalam mencapai seluruh target ambisius yang telah ditetapkan hingga tahun 2030.
Prama Yudha Amdan, Head of Corporate Communications Asian Agri dan Apical, menegaskan bahwa seluruh langkah keberlanjutan yang diambil perusahaan berakar dari filosofi 5Cs Royal Golden Eagle (RGE) — Good for Community, Country, Climate, Customer, dan Company — serta sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (UNSDGs).
“Sebagai pelaku industri strategis, kami sadar bahwa tanggung jawab tidak hanya pada produk akhir, tetapi juga pada dampak jangka panjangnya terhadap masyarakat dan lingkungan. Filosofi kami adalah: Dari Dapur Sampai Avtur,” ujar Prama.
Empat Pilar Asian Agri: Dari Petani hingga Pendidikan
Melalui empat pilar keberlanjutan – Kemitraan Petani, Pertumbuhan Inklusif, Iklim Positif, dan Produksi Bertanggung Jawab – Asian Agri menunjukkan pencapaian nyata dalam tiga tahun terakhir.
Ivan Novrizaldie, Head of Sustainability Asian Agri, menyebutkan bahwa hingga akhir 2024, 49% dari target sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) untuk petani mitra telah tercapai. “Kami menargetkan seluruh mitra petani memperoleh sertifikasi ini pada 2025, sejalan dengan regulasi pemerintah,” ujarnya.
Selain itu, dalam pilar Pertumbuhan Inklusif, lebih dari 1.700 peserta telah mengikuti pelatihan vokasi dan UMKM telah tumbuh di 54 desa dari target 159 desa di wilayah operasional perusahaan di Sumatera Utara, Riau, dan Jambi. Program pendidikan bag-to-school juga telah menyalurkan lebih dari 1.300 paket pendidikan, dengan target 5.000 murid hingga 2030.
Apical: Mendorong Inklusivitas Lewat Inovasi Hijau dan Aksi Iklim
Apical menunjukkan progres signifikan dalam implementasi Apical2030, dengan 68% target telah tercapai. Dalam Pilar Inklusif, program Sustainable Living Villages (SLV) telah menjangkau 15 desa di Aceh dan Kalimantan Timur, memfokuskan pada pengembangan ekonomi lokal seperti budidaya madu Trigona dan kakao.
Menurut Hendra Hosea, Sustainability Manager Apical, perusahaan terus mendampingi petani swadaya untuk memperoleh sertifikasi RSPO dan ISPO, serta memastikan legalitas usaha melalui penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB).
Kolaborasi Apical dengan Asian Agri dan KAO dalam program SMILE (Smallholder Inclusion for better Livelihood & Empowerment) juga mencatat hasil signifikan, dengan 1.373 dari 3.489 petani telah memperoleh sertifikasi RSPO sejak diluncurkan pada 2020.
Di sisi lain, dalam Pilar Aksi Iklim, Apical telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 21%, dari target pengurangan 50% hingga 2030. Sementara pada Pilar Inovasi Hijau, perusahaan telah menyelesaikan 87% target, termasuk penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam operasional. ( Tim-Red)
Pilar Kemitraan Transformatif juga menunjukkan capaian luar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar