"Saudara-saudara sekalian, kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta, yang kalau melihat sesuatu yang tidak enak, memasukkan kepalanya ke dalam tanah," kata Prabowo. Ia mengajak masyarakat untuk menatap ancaman dan kesulitan dengan keberanian.
Prabowo juga menegaskan bahwa persatuan Indonesia sebagai bangsa yang besar merupakan elemen penting dalam mencari solusi atas berbagai masalah yang dihadapi. "Marilah kita bersatu untuk mencari jalan keluar dari ancaman dan bahaya yang ada," ujarnya.
Tantangan Terberat dari Diri Sendiri
Dalam pidatonya, Prabowo menyoroti bahwa tantangan terbesar tidak hanya datang dari luar, tetapi juga dari dalam negeri. Ia menekankan pentingnya kewaspadaan dalam mengelola kekayaan negara. "Banyak tantangan dan rintangan yang berasal dari diri kita sendiri, karena kita kurang waspada dalam menjaga kekayaan kita," ungkapnya.
Prabowo mengajak seluruh elemen bangsa untuk berani mengoreksi diri jika melakukan kesalahan agar bisa memperbaiki dan tidak mengulanginya. "Marilah kita berani mawas diri, menatap wajah kita sendiri, dan memperbaiki diri kita sendiri," tegasnya.
Fokus pada Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat
Di akhir pidatonya, Prabowo menekankan pentingnya demokrasi dan perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat. Ia menyoroti pentingnya makanan sehat dan gratis bagi rakyat, serta perhatian khusus kepada para lansia. "Kita harus mensosialkan para lansia, terutama mereka yang berusia 70 tahun ke atas namun masih bekerja keras, seperti menarik becak," ujar Prabowo.
Prabowo juga menekankan pentingnya pengumpulan data yang akurat mengenai kondisi rakyat, bukan hanya mengandalkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS). "Kita harus mencari data yang sebenarnya, agar kebijakan yang diambil tepat sasaran," pungkasnya.
Dengan pidato yang penuh semangat ini, Prabowo Subianto menyerukan persatuan, keberanian, dan kepedulian sebagai kunci untuk menghadapi tantangan bangsa di masa mendatang.( Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar