Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Warga Dolok Masihul Buru Tersangka Pencabulan Anak Kandung, Diduga Dilindungi dan Diloloskan Keluarga ke Riau

Minggu, 27 Juli 2025 | Minggu, Juli 27, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-28T04:27:55Z

CNEWS | Dolok Masihul, Serdang Bedagai — Ketegangan sosial memuncak di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, menyusul kabar bahwa tersangka kasus pencabulan anak kandungnya sendiri — berinisial DYT — diduga telah diloloskan oleh pihak keluarga dan melarikan diri ke wilayah Tebingtinggi menuju Riau, Jumat malam (26/7/2025).


Masyarakat terus bergerak berupaya tangkap DYT pelaku pencabulan anak kandung sendiri 


Kasus ini menjadi sorotan karena selain menyangkut kejahatan seksual terhadap anak, pelarian tersangka memunculkan dugaan adanya pelindungan sistematis oleh pihak keluarga, bahkan ditengarai ada pembiaran oleh aparat.


Bocornya Informasi, Gagalnya Penggerebekan


Informasi awal diperoleh dari grup WhatsApp warga dan tokoh masyarakat setempat yang intens memantau situasi. Dalam komunikasi internal tersebut, terungkap bahwa tersangka DYT diduga telah mendapatkan bocoran bahwa dirinya akan disergap warga.


"Informasinya udah bocor ke pelaku. Makanya kalau mau gerak harus cepat," bunyi salah satu pesan yang tercatat pukul 22.16 WIB, Jumat malam.


Sejumlah warga menyebut, DYT berhasil meninggalkan rumahnya hanya dalam hitungan menit setelah kabar pelaporan mencuat. Salah satu tokoh pemuda, Hamdan Rangkuti, membenarkan bahwa rumah DYT sempat didatangi sekitar pukul 23.00 WIB, namun pelaku telah kabur, diduga dibantu anggota keluarganya.


Desakan Warga dan Kecaman terhadap Aparat


Sabtu pagi (27/7), tokoh masyarakat Habib Rangkuti mendorong warga agar tidak tinggal diam. Ia mengajak perwakilan masyarakat dan pemuda untuk menghadap langsung ke Bupati Serdang Bedagai, Darma Wijaya, demi mendesak Kapolres Serdang Bedagai mengambil tindakan cepat dan konkret.


"Mohon kiranya yang siap untuk kita koordinasikan ke rumah Bupati agar Bupati dapat sedikit mengingatkan Kapolres... Terlebih ini korbannya masih kampung Bupati," tegas Habib dengan nada kecewa atas lambannya respon aparat.


Beberapa warga juga mulai mewacanakan langkah lebih tegas, termasuk meminta polisi memeriksa dan menahan orang-orang yang diduga membantu pelarian DYT, termasuk sosok RHM yang disebut aktif dalam pergerakan ke Tebing.


"Kalau memang dilarikan pihak keluarga, minta saja polisi yang mengepres si RHM dan kawan-kawannya yang tadi malam bergerak ke Tebing," cetus salah satu warga yang ikut dalam pencarian.


Warga Ambil Alih Pengamanan Wilayah


Situasi di Dolok Masihul makin panas. Sejumlah titik persimpangan disebut telah "dikondisikan" oleh pemuda dan tokoh setempat, khususnya dari Lingkungan V Tanah Lapang. Mereka siap siaga menghadang jika tersangka kembali melintas.


"Kondisikan warga Tanah Lapang untuk menangkap DYT. Terutama para pemuda dan orang-orang tua, agar bakat terpendamnya bisa disalurkan ke DYT," ujar Habib, menyiratkan kemarahan warga yang tak terbendung.


Sementara itu, beberapa kampung seperti Kampung Merdeka dinilai kurang aktif merespons situasi, menimbulkan perpecahan sikap antarkelurahan dalam menyikapi kasus ini.


Aparat Diminta Bertindak Cepat, Jangan Biarkan Keadilan Dipermainkan


Desakan kini mengarah pada Aparat Penegak Hukum (APH). Masyarakat menuntut Kapolres Serdang Bedagai segera turun langsung ke lapangan dan memastikan proses hukum ditegakkan. Jika benar keluarga terlibat dalam pelarian tersangka, maka itu telah masuk dalam dugaan obstruction of justice atau upaya menghalangi penegakan hukum.


Tak hanya pelaku utama, pihak-pihak yang diduga membantu DYT melarikan diri diminta segera dipanggil dan diperiksa. Kegagalan menangani kasus ini secara profesional dikhawatirkan akan memicu gejolak sosial yang lebih besar dan krisis kepercayaan terhadap institusi hukum di daerah.


"Ini bukan hanya soal pelaku, tapi soal keadilan bagi korban dan ketegasan negara dalam melindungi anak-anak dari kekerasan seksual. Jangan sampai masyarakat mengambil alih hukum karena negara lambat bertindak," ujar salah satu tokoh agama di Dolok Masihul.

(Tim investigasi CNews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update