CNEWS — Papua/Medan/Aceh.
Gelombang kritik terhadap Menteri Kehutanan RI, Juli Antoni, semakin menguat menyusul bencana banjir bandang di Aceh dan Sumatera Utara yang membawa material kayu olahan dalam jumlah besar dan menelan korban jiwa. Aktivis lingkungan sekaligus Ketua LSM WGAB, Yerry Basri Mak, SH, MH, menilai tragedi tersebut menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap aktivitas industri kayu dan maraknya praktik pembalakan liar.
Dalam keterangannya kepada media, Yerry menegaskan bahwa derasnya arus banjir yang membawa tumpukan kayu olahan merupakan indikasi kuat adanya aktivitas penebangan hutan yang tidak terkendali—baik oleh perusahaan berizin maupun pelaku ilegal yang memanfaatkan celah pengawasan negara.
“Bencana banjir bandang yang dahsyat ini menghilangkan nyawa manusia, merusak rumah warga, dan menghabiskan harta benda masyarakat. Material kayu olahan yang berserakan menunjukkan jelas bahwa kerusakan ini bukan semata faktor cuaca, tetapi akibat aktivitas pembalakan liar yang sudah lama dibiarkan,” tegas Yerry.
Ia menambahkan, publik kini saling menunjuk pihak yang bertanggung jawab atas pemberian izin produksi kayu olahan pada masa lalu. Namun, menurutnya, polemik tersebut tak boleh menutupi fakta utama: kerusakan hutan adalah akumulasi dari lemahnya penegakan hukum dan minimnya pengawasan negara.
Karena itu, Yerry secara tegas meminta Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bertanggung jawab secara moral dan politik.
“Dengan skala bencana yang begitu besar, korban jiwa, dan kehancuran yang terjadi, Menteri Kehutanan sebaiknya segera mundur dari jabatannya. Publik sudah kehilangan kepercayaan. Pengunduran diri diperlukan agar tidak ada lagi perdebatan berkepanjangan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Ia menegaskan, masyarakat Indonesia membutuhkan kepemimpinan yang kuat dan tegas dalam menyelamatkan hutan, bukan sekadar pengelolaan izin yang berpotensi dimanfaatkan oleh oknum maupun korporasi.
Menurut Yerry, bila tidak ada langkah korektif dari pemerintah pusat, bencana ekologis serupa akan terus berulang di berbagai daerah di Indonesia.( YBM)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar