CNews , Serdang Bedagai, Sumatera Utara – Ketegangan memuncak antara warga Desa Simpang Empat dan pihak PTPN IV Afdeling IV Kebun Tanah Raja setelah perusahaan menutup akses jalan penghubung menuju Desa Pegajahan pada Senin (4/8/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Penutupan ini dilakukan dengan dalih mengatasi maraknya pencurian buah sawit di kawasan perkebunan, namun memicu protes keras dari warga yang mengandalkan jalan tersebut selama puluhan tahun.
Jalan ini bukan sekadar jalur alternatif; menurut warga, akses tersebut telah digunakan sejak era 1960-an sebagai jalur vital untuk aktivitas ekonomi, pendidikan, dan sosial.
“Jalan ini sudah ada sejak tahun 1960-an. Penutupan ini membuat kami terisolasi dan menyulitkan aktivitas sehari-hari,” ujar Sukardi, warga Dusun IV, kepada wartawan.
Warga Lawan Penutupan dengan Aksi Blokade
Tak terima dengan kebijakan sepihak tersebut, warga langsung melakukan aksi balasan dengan menutup jalan menggunakan material seadanya. Aksi ini sempat memicu ketegangan sebelum akhirnya diredakan oleh Kepala Satpam PTPN IV Afdeling IV, Supri.
Kepala Dusun IV Desa Simpang Empat, Edy Nasution, menegaskan bahwa hingga kini belum ada solusi konkret.
“Pihak perkebunan berencana melakukan mediasi. Kepala desa, kepala dusun, dan perwakilan masyarakat akan dilibatkan,” jelas Edy.
Mediasi atau Konflik Berkepanjangan?
Hingga berita ini diturunkan, PTPN IV belum memberikan keterangan resmi terkait rencana mediasi maupun solusi jangka panjang. Sumber internal menyebutkan perusahaan khawatir jalan tersebut dimanfaatkan sebagai jalur keluar hasil curian sawit, yang menurut data internal perusahaan, telah menyebabkan kerugian puluhan juta rupiah setiap bulannya.
Namun, bagi warga, persoalan ini bukan sekadar soal jalan, melainkan hak atas akses publik yang telah digunakan turun-temurun. Jika mediasi gagal mencapai kesepakatan, konflik dikhawatirkan berkembang menjadi aksi massa yang lebih besar. ( Roni/Kam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar