Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Pembantaian Adityawarman Guncang Dunia Pers – “Jangan Ada Impunitas!”

Minggu, 10 Agustus 2025 | Minggu, Agustus 10, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-10T16:20:39Z

 


CNews ,Pangkalpinang, 8 Agustus 2025 – Dunia pers Indonesia berduka sekaligus berang. Pembunuhan brutal terhadap wartawan senior Okeyboz.com, Adityawarman (48), menjadi bukti bahwa profesi jurnalis di negeri ini masih berada di garis tembak. Gerakan solidaritas pers nasional kini mendesak aparat agar mengusut tuntas kasus ini dan memastikan tidak ada celah impunitas.


Jasad Adityawarman ditemukan di dasar sumur kebun miliknya di kawasan Dealova, Kelurahan Air Kepala Tujuh, Kecamatan Gerunggang, Kota Pangkalpinang, Bangka-Belitung (Babel), Jumat siang. Tubuhnya penuh luka sayatan benda tajam, indikasi kuat ia dibunuh terlebih dahulu sebelum dibuang ke sumur sedalam beberapa meter.


Kronologi Singkat
Keluarga terakhir kali melihat korban pada Kamis (7/8) pukul 10.40 WIB, saat ia berpamitan menuju kebun untuk bertemu seseorang. Sejak pukul 11.30 WIB, ponselnya tidak lagi aktif. Laporan kehilangan diajukan ke polisi pada Jumat pagi, dan tak lama kemudian, Tim Jatanras Polda Babel menemukan jasad korban.


Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Babel, Kombes Pol Muhammad Rivai Arvan, mengungkapkan satu terduga pelaku sudah diamankan. Ia diduga sebagai penjaga kebun korban, ditangkap di Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, saat membawa mobil Daihatsu Terios putih milik korban. “Pelaku sedang diperiksa intensif. Motif masih didalami,” ujarnya.


Kecaman dan Seruan Perlawanan
Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, mengecam keras pembunuhan ini. “Terlepas dari statusnya sebagai jurnalis, ini perbuatan biadab yang mencederai kemanusiaan. Jika benar terkait pemberitaan, maka ini adalah aksi terorisme terhadap kebebasan pers. Pelakunya harus dihukum maksimal,” tegas Wilson.


Ia memastikan PPWI bersama seluruh insan pers akan mengawal proses hukum hingga tuntas. “Aparat harus membuka motif sebenarnya, termasuk mengungkap kemungkinan keterkaitan dengan profesi korban sebagai wartawan. Kita tidak akan tinggal diam,” tambahnya.


Jurnalis muda PPWI, Syarif Al Dhin, menyebut pembunuhan ini bukan sekadar kasus kriminal, melainkan serangan langsung terhadap demokrasi. “Adityawarman adalah kawan seperjuangan yang selalu berdiri membela kebenaran. Darahnya menjadi saksi bahwa profesi ini masih mematikan. Penangkapan pelaku lapangan tidak cukup — dalang di balik layar harus dibongkar,” tegas Syarif.


Sosok yang Tak Pernah Mundur
Adityawarman dikenal vokal, berintegritas, dan berani mengangkat isu-isu publik yang sensitif. Ia juga pengurus Pers Pro Jurnalismedia Siber (PJS) wilayah Babel. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam sekaligus peringatan keras bahwa keamanan jurnalis di Indonesia masih rapuh.


Kapolda Babel, Irjen Pol Dwi Tunggal Jaladri, berjanji memproses kasus ini hingga tuntas. “Kami tidak akan mentoleransi kekerasan terhadap jurnalis,” ujarnya.


Tuntutan Tegas
PPWI menyerukan kepada seluruh insan pers, LSM, dan masyarakat sipil untuk bersatu menolak segala bentuk kekerasan terhadap jurnalis. “Tidak boleh ada lagi darah wartawan yang tumpah tanpa keadilan. Keadilan untuk Adityawarman adalah harga mati,” tutup Wilson Lalengke.


Jenazah kini berada di RS Bhayangkara Polda Babel untuk autopsi sebelum dimakamkan di TPU keluarga. Dunia pers menunggu langkah konkret aparat: mengungkap motif, membongkar dalang, dan memastikan pembunuhan ini tidak berakhir dengan impunitas.

(TIM/Red)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update