CNews ,Asahan, Sumatera Utara – Upaya penegakan hukum terhadap kasus dugaan korupsi di wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, berujung tragedi. Seorang staf Seksi Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Negeri (Kejari) Simalungun, Reynanda Ginting (26), dilaporkan hanyut dan hilang di Sungai Asahan, Rabu (2/7/2025), saat mengejar seorang kepala desa (Pangulu) yang diduga menjadi tersangka korupsi.
Peristiwa nahas ini terjadi di kawasan sebuah kafe tepi sungai di Jalan HM Yamin, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan. Lokasi tersebut disebut kerap menjadi tempat pertemuan sejumlah pejabat dan pengusaha lokal.
Kronologi Pengejaran: Pangulu Melompat ke Sungai, Staf Kejaksaan dan Warga Terhanyut
Kapolres Asahan, AKBP Afdhal Junaidi, membenarkan insiden tersebut. Ia mengungkapkan bahwa operasi penangkapan merupakan permintaan back-up dari Kejari Simalungun kepada Kejari Asahan. Pangulu yang dikejar diketahui adalah Kardianto, Pangulu Nagori Banjar Hulu, yang sedang berada di kafe tersebut.
Ketika hendak diamankan, Kardianto diduga melarikan diri dengan cara ekstrem—melompat ke Sungai Asahan yang terkenal berarus deras. Reynanda Ginting, bersama seorang warga sipil, berusaha mengejar dengan ikut terjun ke sungai. Namun, keduanya terseret arus kuat dan dinyatakan hilang.
"Tim kejaksaan dan satu warga masyarakat mengejar ke sungai. Namun arus deras menyebabkan mereka hanyut. Sampai hari ini masih dilakukan pencarian intensif," ujar AKBP Afdhal di Mapolda Sumut.
Operasi SAR Masih Berlangsung, Pangulu Masih Buron
Hingga Kamis malam (3/7), operasi pencarian oleh tim gabungan dari Basarnas, BPBD Asahan, TNI, Polri, dan unsur kejaksaan masih berlangsung. Arus sungai yang deras, kedalaman yang fluktuatif, dan cuaca buruk menjadi tantangan utama tim SAR.
Sementara itu, Pangulu Kardianto yang diduga terseret arus atau mungkin meloloskan diri, hingga kini belum berhasil diamankan. Aparat masih menelusuri kemungkinan persembunyiannya.
Kasus Korupsi Dana Desa Diduga Jadi Motif Penangkapan
Meski belum ada keterangan resmi dari Kejari Simalungun, sumber internal penegak hukum menyebut Kardianto terlibat dalam kasus dugaan penyelewengan dana desa dan proyek pembangunan infrastruktur fiktif yang merugikan keuangan negara ratusan juta rupiah.
Kejari Simalungun dan Asahan masih menutup rapat informasi detail terkait status hukum Kardianto, termasuk apakah surat perintah penangkapan telah diterbitkan secara sah sebelum operasi lapangan dilakukan.
Sorotan Tajam Terhadap SOP Penangkapan: Risiko Nyawa Petugas
Insiden ini memicu kritik tajam dari kalangan pengamat hukum dan aktivis anti-korupsi. Mereka menilai kejaksaan perlu mengevaluasi total Standar Operasional Prosedur (SOP) penangkapan di lapangan, khususnya dalam situasi berisiko tinggi.
"Pengejaran di dekat sungai tanpa dukungan alat keselamatan adalah bentuk kelalaian prosedural yang fatal. Penegakan hukum tidak boleh ceroboh sampai mengorbankan nyawa aparat sendiri," ujar pengamat hukum Sumut, Riko Tua Situmorang.
Fakta Lapangan CNews Investigasi:
- Lokasi hanyut diperkirakan 150-200 meter dari titik awal pengejaran.
- Sungai Asahan pada musim ini diketahui memiliki debit air tinggi dengan arus mencapai 20–30 km/jam.
- Dugaan kuat, operasi penangkapan dilakukan mendadak, tanpa koordinasi maksimal dengan Basarnas atau SAR setempat.
Pemerintah Diminta Turun Tangan, Kasus Jangan Ditutup-tutupi
Beberapa pihak mendesak agar kejadian ini diusut tuntas dan tidak ditutup-tutupi. Selain menyelamatkan korban, penting memastikan apakah ada kelalaian dalam perintah operasi atau kekeliruan penilaian risiko oleh pimpinan Kejari Simalungun.
Kesimpulan Sementara:
- Korban: Reynanda Ginting (26), staf Pidsus Kejari Simalungun, dan 1 warga sipil belum ditemukan.
- Tersangka: Pangulu Banjar Hulu, Kardianto, masih buron.
- Kasus: Dugaan korupsi dana desa dan pembangunan infrastruktur fiktif.
- Status Pencarian: Masih berlangsung dengan melibatkan Basarnas, BPBD, TNI, Polri, Kejaksaan.
( Tim Red)
❗ Investigas
- Apakah perintah operasi penangkapan telah sesuai prosedur?
- Apakah ada unsur kelalaian pimpinan Kejari dalam mitigasi risiko?
- Ke mana hilangnya Pangulu Kardianto: tenggelam atau berhasil kabur?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar