Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Perempuan dan Diplomasi Nurani: Strategi Kemanusiaan dari Malaysia untuk Kawasan

Rabu, 25 Juni 2025 | Rabu, Juni 25, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-06-25T06:55:57Z

Oleh: Prof. Dr. Ali Mochtar Ngabalin
Ketua DPP Partai Golkar Bidang Kebijakan Politik Luar Negeri dan Hubungan Internasional
Guru Besar Hubungan Internasional, Busan University of Foreign Studies (BUFS), Korea Selatan



CNews , Jakarta, 25 Juni 2025 — Diplomasi modern tidak lagi cukup ditopang oleh kekuatan keras (hard power) seperti militer, ekonomi, atau pengaruh geopolitik semata. Dunia hari ini menuntut pendekatan yang lebih halus, manusiawi, dan berakar pada empati—soft power yang lahir dari keberpihakan terhadap yang lemah dan suara nurani kolektif umat manusia.(23/06/2025)


Inilah yang saya saksikan dalam pertemuan hangat dan strategis bersama delegasi perempuan Partai Keadilan Rakyat (KEADILAN), Malaysia, yang dipimpin langsung oleh YB Puan Fadhlina Sidek, Menteri Pendidikan Malaysia. Delegasi ini datang ke Kantor DPP Partai Golkar bukan membawa ambisi kekuasaan, tetapi misi kemanusiaan lintas batas—menyuarakan suara yang sering tenggelam dalam bising politik formal: nasib anak-anak migran Indonesia tanpa status di perbatasan, dan perempuan serta anak-anak Palestina yang terus menjadi korban perang tanpa perlindungan efektif.


Perempuan sebagai Aktor Strategis Diplomasi Kemanusiaan


Delegasi KEADILAN memberikan pelajaran penting: bahwa perempuan bukan pelengkap, bukan simbol, melainkan aktor strategis dalam ruang diplomasi. Mereka tidak perlu banyak retorika; setiap pernyataan mereka tajam, menyentuh inti persoalan, dan berangkat dari kenyataan hidup yang nyata.


Di tangan perempuan, diplomasi menemukan nuraninya kembali.
Mereka bukan bicara kepentingan nasional sempit, tapi kepentingan kemanusiaan luas yang justru menjadi dasar legitimasi strategis dalam dunia internasional.


Sebagai representasi DPP Partai Golkar, dan atas nama Ketua Umum Bapak Bahlil Lahadalia, saya menegaskan: kami membuka ruang kerja sama yang nyata dan jangka panjang—lintas partai, lintas negara, lintas nilai. Karena diplomasi kawasan hari ini membutuhkan keberanian baru untuk keluar dari paradigma kekuasaan menuju paradigma kepedulian.


Empati Bukan Kelemahan—Ia Adalah Strategi Diplomatik Baru


Sering kali empati dianggap kelembutan yang tidak strategis. Padahal, justru dari empatilah lahir pengaruh yang tahan lama. Delegasi perempuan KEADILAN Malaysia menawarkan bukan hanya keprihatinan, tapi juga kerangka kerja konkret:


  • Forum perempuan lintas negara,
  • Pelatihan kepemimpinan perempuan,
  • Pertukaran kebijakan berbasis nilai Islam rahmatan lil alamin dan keadilan sosial universal.


AIni bukan retorika aktivisme. Ini adalah desain diplomasi baru—diplomasi yang memanusiakan manusia dan menyentuh akar persoalan, terutama mereka yang selama ini tak memiliki akses ke ruang pengambilan keputusan.


Refleksi untuk Indonesia: Apakah Kita Siap?


Apa yang dilakukan oleh para perempuan Malaysia ini seharusnya menjadi cermin bagi kita. Indonesia telah memiliki warisan penting dalam kepemimpinan perempuan, dari Cut Nyak Dien dan RA Kartini hingga Presiden kelima Ibu Megawati Soekarnoputri. Tapi pertanyaannya:
Sudahkah kita mengangkat lebih banyak perempuan ke posisi strategis dalam kebijakan luar negeri?
Apakah keterlibatan mereka sudah melebihi level simbolik dan seremoni?


Saatnya kebijakan luar negeri Indonesia tidak hanya ditentukan oleh kekuatan birokrasi, tetapi juga oleh kearifan perempuan yang mampu membaca dampak nyata dari konflik dan ketidakadilan.


Golkar dan Masa Depan Diplomasi yang Lebih Inklusif


Di tengah transformasi global yang kian kompleks, Partai Golkar memandang diplomasi empatik sebagai masa depan. Kami tidak melihat diplomasi hanya sebagai urusan negara dengan negara, melainkan juga sebagai ruang peran strategis partai politik dalam membangun peradaban kawasan yang adil, damai, dan manusiawi.


Kunjungan balasan ke Kuala Lumpur akan segera kami lakukan, sebagai langkah konkret membangun kemitraan lintas partai berbasis nilai. Golkar hadir sebagai mitra sejajar, bukan pelengkap. Kami membawa semangat:


  • Mengakui kekuatan empati sebagai alat negosiasi,
  • Mengangkat peran perempuan sebagai pemikul tanggung jawab sejarah,
  • Menghidupkan kerja sama yang tidak hanya rasional, tetapi juga etis dan spiritual.


Penutup: Diplomasi yang Menjawab Panggilan Zaman


Dalam setiap tragedi global, perempuan dan anak-anak selalu menjadi korban pertama dan terdalam. Tapi mereka juga adalah benteng moral dan penjaga nilai kehidupan. Bila dunia ingin selamat dari radikalisme, perang, dan ketidakadilan struktural, maka suara perempuan harus diposisikan sebagai pilar utama diplomasi internasional.


Perempuan KEADILAN Malaysia telah menunjukkan caranya.
Kini giliran kita, Indonesia.
Bukan sekadar mendengarkan, tapi memberikan mandat strategis bagi perempuan untuk ikut menentukan arah masa depan negeri ini.


Dan saya haqqul yakin, Partai Golkar sedang berada di jalur yang tepat.
Karena diplomasi masa depan, haruslah dijalankan dengan:
kebijaksanaan, kepekaan, dan keberanian perempuan Indonesia.


Karena di balik setiap kekuatan bangsa, ada perempuan yang menghidupi nuraninya.
Dan di balik diplomasi sejati, ada tangan-tangan yang menyentuh bukan hanya negara, tetapi juga hati manusia. ( Tim - Red)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update