CNews – JAKARTA , 24–26 Juni 2025 — Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) akhirnya mencatatkan sejarah baru. Setelah lebih dari 15 tahun terpecah dalam dua kepengurusan, organisasi tani terbesar di Indonesia ini resmi menyatakan penyatuan dalam dua forum penting: Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang digelar pada Selasa, 24 Juni 2025 di Hotel Aston Simatupang, dan dilanjutkan dengan Musyawarah Nasional (Munas) keesokan harinya, 26 Juni 2025 di Hotel Sultan, Jakarta.
Rapimnas secara aklamasi menyetujui penyatuan antara dua kubu besar HKTI: kubu TNI (Purn) Moeldoko dan kubu Fadli Zon, yang selama ini bersaing dalam kepemimpinan organisasi. Kesepakatan tersebut langsung dijadikan dasar konstitusional untuk Munas sebagai forum final penyatuan struktural dan kepemimpinan.
“Saya, Solon Sihombing, Wakil Bendahara Umum DPN HKTI, menyambut gembira Rapimnas dan Munas HKTI sebagai titik balik sejarah organisasi. Setelah 15 tahun dualisme, ini momen emas untuk kembali ke jalan perjuangan petani, bukan jalan kepentingan politik atau pribadi,” tegasnya kepada redaksi.
Solon menegaskan, penyatuan ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto, mantan Ketua Umum HKTI, yang kini memimpin negara dan dikenal berkomitmen kuat terhadap kedaulatan pangan nasional dan pemberdayaan petani sebagai tulang punggung ekonomi.
Moeldoko Tegas: Ini Momentum Koreksi, Tak Ada yang Tersisih
Ketua Umum HKTI, TNI (Purn) Moeldoko, dalam sambutannya di Munas menyampaikan pesan kuat bahwa momen penyatuan ini harus menjadi awal reformasi internal organisasi.
“Saya mohon, teman-teman sekalian, lepaskan ego. Kita berjuang untuk petani, bukan demi diri kita sendiri. Siapa pun yang punya semangat membangun HKTI, tak akan ditinggalkan,” tegas Moeldoko di hadapan seluruh peserta Munas
Pernyataan ini sekaligus menjawab kekhawatiran adanya marginalisasi antar-kubu. Moeldoko memastikan HKTI pasca-penyatuan akan menjadi rumah bersama bagi seluruh elemen yang memiliki komitmen dan kinerja nyata di lapangan.
AYP dari Kadin: HKTI Harus Jadi Mitra Strategis Negara
Dukungan juga datang dari kalangan dunia usaha. Andi Muhammad Yuslim Patawari (AYP), Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia yang juga pengurus aktif HKTI, menyampaikan apresiasinya atas keberanian dua kubu besar untuk menanggalkan perbedaan.
“Kami sangat mengapresiasi kesepakatan penyatuan ini. HKTI adalah organisasi strategis di tengah tantangan pangan nasional yang semakin kompleks. Dengan soliditas baru ini, HKTI harus menjadi mitra utama negara dalam mewujudkan petani sejahtera dan mandiri,” ujar AYP.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi HKTI dengan sektor swasta untuk membangun rantai pasok pertanian modern, efisien, dan berdaya saing ekspor.
HKTI Satu Komando, Prabowo Punya Harapan Besar
Rapimnas ini menjadi titik strategis bagi re positioning HKTI dalam sistem nasional. Di era pemerintahan Presiden Prabowo, yang akar perjuangannya berasal dari petani dan pernah memimpin organisasi ini, HKTI diharapkan mampu memainkan peran sebagai kekuatan rakyat sektor pertanian yang solid, vokal, dan partisipatif.
Isu strategis yang mengemuka dalam forum Munas mencakup:
Reformasi agraria dan perlindungan lahan produktif
Penguatan kelembagaan petani berbasis koperasi dan digitalisasi
Kemandirian benih dan pupuk
Kebijakan stabilisasi harga dan rantai distribusi
Menurut sumber internal panitia Rapimnas sejumlah tokoh nasional lintas profesi dan generasi akan dilibatkan dalam formatur dan kepengurusan HKTI baru hasil penyatuan ini. Proses transisi dipantau langsung oleh tim rekonsiliasi, guna memastikan keabsahan dan inklusivitas hasil Rapimnas . ( Tim Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar