CNEWS - Deli Serdang – Jagat maya kembali digemparkan dengan viralnya video yang berdurasi 1menit 9 detik informasi dalam video adalah seorang kepala desa Helvetia yang diduga bertindak arogan terhadap warganya. Dalam unggahan akun TikTok kmps - Jaya, terlihat Kades Helvetia, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, tidak hanya terlibat adu mulut, tetapi juga melakukan pemukulan serta melontarkan hinaan kepada seorang warga dengan menyebut kata-kata kasar, "Bodat (monyet), pakai otak kau!"
Rekaman ini memicu kecaman luas dari masyarakat. Banyak yang menilai tindakan tersebut tidak mencerminkan kepemimpinan yang baik, melainkan menunjukkan sikap otoriter dan arogan seorang pemimpin desa. Sejumlah warga dan pemerhati transparansi pun mendesak agar aparat penegak hukum serta Inspektorat Kabupaten Deli Serdang turun tangan mengusut insiden ini.
Tuntutan Audit Dana Desa
Selain dugaan arogansi, muncul pula tuntutan agar dana desa yang dikelola Kades Helvetia diaudit secara transparan. Berdasarkan data resmi, pagu dana desa Helvetia tahun 2024 mencapai Rp 1.499.468.000, dengan dua tahap penyaluran, yakni Rp 772.771.600 (51,54%) dan Rp 726.696.400 (48,46%). Sementara tahap ketiga belum terealisasi.
Masyarakat mencurigai adanya potensi penyimpangan anggaran, terutama karena transparansi laporan keuangan desa masih dipertanyakan. Beberapa alokasi dana yang mendapat sorotan meliputi:
Keadaan Mendesak – Rp 374.400.000
Pembangunan/Rehabilitasi Jalan Lingkungan – Rp 144.240.800
Penyelenggaraan Posyandu – Rp 86.985.000
Bantuan Perikanan – Rp 126.900.000
Peningkatan Produksi Peternakan – Rp 53.040.000
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, masyarakat berhak mengetahui secara detail penggunaan dana desa, termasuk laporan pertanggungjawaban anggaran yang dikelola oleh kepala desa. Warga berharap audit menyeluruh dapat dilakukan untuk mengungkap apakah ada indikasi penyalahgunaan anggaran dalam pengelolaan dana desa.
Masyarakat Menanti Langkah Tegas Aparat
Hingga berita ini diturunkan, Kades Helvetia belum memberikan klarifikasi resmi terkait insiden yang viral maupun tuntutan transparansi anggaran desa. Sementara itu, masyarakat terus menunggu langkah konkret dari pihak berwenang guna menindaklanjuti dugaan penyimpangan ini.
Kasus ini menjadi pengingat penting bahwa seorang kepala desa seharusnya menjadi pemimpin yang melayani dan melindungi warganya, bukan justru bertindak semena-mena. Masyarakat kini berharap adanya tindakan hukum yang adil serta transparansi dalam pengelolaan dana desa guna memastikan kepentingan rakyat tetap terjaga. (Tim Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar