CNEWS - Jakarta -;Dalam dunia jurnalistik, keberadaan media sebagai pilar keempat demokrasi seharusnya menjadi penyeimbang kekuasaan dan penyampai kebenaran kepada masyarakat. Namun, belakangan ini, media-media arus utama kerap kali dinilai kehilangan independensinya akibat berbagai kepentingan politik dan ekonomi. Dalam konteks ini, media-media grassroots muncul sebagai harapan baru bagi publik yang menginginkan berita yang objektif dan berimbang.
Salah satu jaringan media grassroots yang konsisten mengungkap kasus-kasus sensitif adalah Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI). Jaringan ini telah menjadi wadah bagi jurnalis independen yang tidak terkooptasi oleh kepentingan elit, termasuk kepentingan aparat dan pejabat negara.
Banyak kasus yang melibatkan pejabat tinggi atau aparat hukum sering kali tidak mendapat sorotan dari media-media besar yang tergabung dalam organisasi seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal ini bukan tanpa alasan, sebab ada indikasi bahwa sebagian besar media arus utama telah berada di bawah pengaruh Divisi Humas Polri dan lembaga terkait lainnya.
Fenomena ini semakin nyata ketika kasus-kasus besar seperti dugaan pemerasan terhadap 400 warga Malaysia dan skandal yang melibatkan AKBP Bintoro lebih dulu dipublikasikan oleh jaringan media independen dibandingkan media arus utama. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah media besar masih bisa dipercaya sebagai pilar demokrasi, atau justru telah menjadi alat propaganda bagi kelompok tertentu?
Kasus ini melibatkan dugaan pemerasan terhadap ratusan warga Malaysia yang baru terbongkar setelah diberitakan oleh media-media grassroots. Tidak adanya pemberitaan dari media arus utama menimbulkan spekulasi bahwa ada upaya sistematis untuk meredam eksposur kasus tersebut.
Kasus lain yang sempat menghebohkan adalah dugaan keterlibatan AKBP Bintoro dalam skandal yang mencoreng institusi kepolisian. Sayangnya, pemberitaan mengenai kasus ini di media arus utama sangat minim, sedangkan media independen justru lebih vokal dalam mengungkap fakta-fakta yang sebenarnya.
Dalam kondisi seperti ini, media-media independen atau grassroots journalism menjadi harapan bagi publik. Media seperti yang berada dalam jaringan PPWI mampu memberikan pemberitaan yang lebih objektif dan tidak mudah dikendalikan oleh kepentingan penguasa.
Di era digital saat ini, masyarakat memiliki peran penting dalam mendukung media independen. Penyebaran informasi yang akurat dan transparan harus tetap dijaga agar demokrasi di Indonesia tetap sehat dan tidak dikendalikan oleh segelintir kelompok yang memiliki kuasa.
Jika media arus utama terus kehilangan independensinya, maka media grassroots adalah masa depan jurnalisme yang sesungguhnya. Hanya dengan kebebasan pers yang sejati, kebenaran dapat terus terungkap, dan keadilan dapat ditegakkan.( Tim - Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar