CNEWS , Istanbul, 9 Juli 2025 — PT Tur Indo Niaga (Turindo), salah satu pelaku strategis dalam industri pertahanan nasional, memperkuat langkahnya di kancah global dengan melakukan kunjungan resmi ke markas Sarsilmaz, produsen senjata api terbesar dan tertua di Turki. Lawatan bisnis yang berlangsung pada 7—10 Juli 2025 ini menjadi bagian dari strategi Turindo untuk membuka jalur kerja sama pertahanan dengan negara-negara pemilik teknologi militer canggih.
Dalam kunjungan tersebut, Turindo dan Sarsilmaz menandatangani Non-Disclosure Agreement (NDA) sebagai bentuk kesepakatan awal untuk membuka pertukaran informasi sensitif dan penjajakan proyek bersama. Penandatanganan NDA ini menjadi tonggak penting yang menunjukkan keseriusan kedua pihak menjaga integritas dan kerahasiaan dalam membangun kemitraan yang saling menguntungkan di sektor yang sarat dengan dimensi strategis global.
Langkah Nyata Perluas Kemitraan Global
Business Head Turindo, Ronald Christanto, menegaskan bahwa kunjungan ini bukan sekadar pertemuan bisnis biasa, melainkan bagian dari visi jangka panjang Indonesia dalam memperluas kemandirian pertahanan melalui kemitraan global yang berteknologi tinggi.
"Turki adalah salah satu kekuatan baru di industri pertahanan global. Melalui kunjungan ini, kami tidak hanya memperluas wawasan, tetapi juga memperkuat jejaring dan membuka jalan bagi kolaborasi nyata dalam transfer teknologi, pengembangan produk bersama, hingga peluang produksi di Indonesia," ujar Ronald.
Pihak Sarsilmaz, yang dikenal sebagai pemasok utama senjata api bagi militer Turki dan berbagai negara NATO serta Timur Tengah, menyambut positif inisiatif Turindo. Mereka menilai Indonesia sebagai mitra strategis yang potensial di kawasan Asia Tenggara, baik dari sisi pasar pertahanan maupun kolaborasi teknologi.
Membuka Peluang Proyek Bersama
Kedua belah pihak sepakat bahwa penjajakan awal ini akan dilanjutkan dengan pertemuan teknis berikutnya, yang akan membahas peluang pengembangan senjata api ringan, amunisi, serta integrasi rantai pasok pertahanan yang melibatkan manufaktur di Indonesia. Ini membuka potensi besar bagi Indonesia untuk memperkuat kemandirian industri pertahanannya, sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam membangun basis industri militer nasional.
Kunjungan ke Sarsilmaz merupakan bagian dari rangkaian lawatan Turindo ke sejumlah perusahaan pertahanan Turki, yang selama ini dikenal agresif memperluas pasar ekspor militernya ke Asia, Afrika, dan Timur Tengah.
Dimensi Geopolitik dan Kemandirian Pertahanan
Kehadiran Turindo di Turki juga mencerminkan upaya Indonesia menyeimbangkan hubungan pertahanan globalnya, tidak hanya bertumpu pada negara-negara Barat, tetapi juga membuka jalur strategis ke negara-negara produsen teknologi pertahanan non-tradisional seperti Turki yang kini menjadi rising power dalam industri persenjataan global.
Jika penjajakan ini berlanjut ke tahap produksi bersama atau alih teknologi, Indonesia berpotensi mempercepat penguatan kemampuan militernya dengan biaya yang lebih efisien, sekaligus mendukung target kemandirian alat utama sistem senjata (alutsista) nasional. ( Redaksii)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar