Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan


Misteri Rintihan Ribuan Makam Leluhur yang Diduga Dihancurkan PTPN IV Laras

Rabu, 19 Februari 2025 | Rabu, Februari 19, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-19T03:16:17Z


.

500 Hektar Lahan Petani Mekar Jaya Diduga Dirampas, Warga Meratap Kehilangan Makam Leluhur


CNEWS - SIMALUNGUN – Ribuan makam leluhur yang telah lama berada di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, diduga dihancurkan demi perluasan perkebunan kelapa sawit milik PTPN IV Kebun Laras. Selain itu, sekitar 500 hektar lahan yang dikelola oleh Kelompok Tani Mekar Jaya juga diklaim telah dirampas oleh perusahaan.


Masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Mekar Jaya dan Kelompok Tani Tunas Jaya menuntut keadilan dan meminta pemerintah turun tangan menyelesaikan permasalahan ini. Namun, di tengah perjuangan mempertahankan hak mereka, muncul kisah-kisah mistis yang semakin menguatkan keyakinan warga bahwa leluhur mereka tidak merestui penghancuran tanah adat tersebut.


Ribuan Makam Dirusak, Warga Merasakan Kejanggalan


Banyak warga mengaku mengalami peristiwa ganjil setelah di duga rampas lahan warga dan  penghancuran makam. Satam JM, pembina kelompok tani yang setia mendukung perjuangan sejak awal, mengaku mengalami mimpi berulang kali di mana ia didatangi sosok misterius yang mengaku jasadnya dikubur di lahan yang kini rata dengan tanah.


“Sosok itu adalah pria tua berusia sekitar 80 tahun, kurus, berkulit hitam kusam, dan bermata sayu. Ia menangis dan berkata, ‘Nak, tolong bantu bebaskan lahan yang dulu kami kerjakan dan makam kami agar dirawat,’” ungkap Satam dengan nada lirih.


Tak hanya itu, Satam juga kerap mendengar suara perempuan misterius yang memanggil namanya dalam mimpi. "Sataaaam... Sataaaam.....Sataaaam..." suara itu terdengar sebanyak tiga kali sebelum menghilang. Ia merasa wanita itu adalah arwah dari salah satu leluhur yang dimakamkan di lokasi tersebut.


Sosok Misterius Muncul di Bekas Makam


Kisah mistis tak berhenti sampai di situ. Saat Satam mengajak awak media melihat lokasi yang kini telah berubah menjadi perkebunan sawit, seorang jurnalis yang ikut serta mengaku melihat sesosok perempuan berpakaian putih panjang ala Noni Belanda dengan gaya khas Tionghoa.


Perempuan itu tampak berdiri diam di antara pepohonan sawit, menatap Satam dengan pandangan pilu, seakan ingin menyampaikan sesuatu.


Jurnalis tersebut sempat terdiam melihat sosok tersebut. "Bang Satam, itu siapa perempuan yang menatapmu? Sepertinya ia ingin bicara denganmu," ujar jurnalis itu dengan nada terkejut.


Dalam suasana mencekam di tengah reruntuhan makam, Satam pun berkata dengan lantang, "Kejam sekali mereka ini! Pak Presiden Prabowo, tolong dengarkan suara kami. Direksi dan manajer PTPN IV Laras hanya memikirkan keuntungan pribadi. Mereka harus segera ditangkap!"


Lahan Warisan Leluhur Dipertahankan Sejak 1942


Ketua Kelompok Tani Mekar Jaya, Senen, mengungkapkan bahwa lahan yang telah digarap sejak 1942 ini merupakan bekas peninggalan kolonial Belanda. Setelah ditinggalkan, ahli waris meneruskan pengelolaan lahan pada 1966, meskipun pada saat itu PPN Serat Laras telah mengeluarkan pemberitahuan mengenai rencana pengambilalihan.


Berdasarkan sejumlah dokumen resmi, kelompok tani telah berupaya mempertahankan hak mereka atas lahan tersebut, di antaranya:


1. Keputusan Panitia Landreform TK II Simalungun No. 3/11/10/LR/66 tanggal 28 Juli 1966.

2. Surat Presidium Kesatuan Aksi Tani Indonesia (KATI Front Pancasila) No. 101/KATI/KS/67 tanggal 26 Oktober 1967, yang meminta Bupati Simalungun mengajukan kepemilikan lahan ke Gubernur Sumatera Utara.

3. Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. SK 208/HM/LR/68 tanggal 6 Juni 1968, yang memberikan hak kepemilikan atas 121 hektar tanah negara kepada kelompok petani.

4. Bukti pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sejak 1967 hingga 2018.


5. Data dari BPN Sumatera Utara, yang menunjukkan bahwa lahan tersebut masuk dalam inventarisasi Hak Guna Usaha (HGU) PTPN IV dengan luas total 4.062,66 hektar.


Namun, menurut Senen, lahan itu kemudian diambil alih oleh pihak perkebunan dengan dalih Hak Pengelolaan Hutan (HPH).


“Leluhur kami seakan merintih meminta keturunan mereka untuk segera mengambil kembali hak atas tanah ini,” ujarnya.


Warga Memohon Presiden Prabowo Bertindak


Warga berharap pemerintah segera menyelesaikan persoalan ini dan mengembalikan hak mereka atas tanah yang telah mereka garap selama puluhan tahun. Mereka juga mendesak aparat hukum untuk mengusut dugaan pelanggaran terkait perusakan makam dan perampasan lahan.


"Kami mohon kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto untuk mendengarkan jeritan permasalahan kami sebagai masyarakat kecil. Kami ingin keadilan yang sesungguhnya dari pemerintah," kata Senen.


Pihak PTPN IV Belum Memberikan Tanggapan


Saat awak media mencoba mengonfirmasi ke Kantor Direksi PTPN IV di Medan, pihak keamanan menyatakan bahwa direktur tidak berada di tempat. Sementara itu, saat dihubungi, Humas PTPN IV, Bobi, juga belum memberikan tanggapan dan hanya menyarankan untuk datang kembali keesokan harinya.


Hingga berita ini diturunkan, pihak PTPN IV Kebun Laras belum memberikan klarifikasi terkait tuduhan yang dilayangkan oleh masyarakat.(Liputan: ( CNews)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update