CNEWS, Jakarta, 10 Desember 2025 — Kata “Spasibo” (terima kasih) bukan sekadar ungkapan dalam bahasa Rusia. Pada hari Rabu, 10 Desember 2025, kata itu menjelma menjadi simbol nyata solidaritas internasional ketika Kedutaan Besar Federasi Rusia di Indonesia menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi warga terdampak banjir bandang di Aceh Tamiang dan Aceh Utara.
Dalam sebuah seremoni resmi yang berlangsung khidmat di Wisma Kedubes Rusia, Jakarta, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Yang Mulia Sergey Gennadievich Tolchenov, menyerahkan langsung paket bantuan kepada Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke.
Acara penyerahan ini turut dihadiri Senator DPD RI Dr. Maya Rumantir, jajaran internal Kedubes Rusia, Wasekjen PPWI Julian Caisar, Divisi Hukum PPWI Dolfie Rompas, serta beberapa jurnalis Rusia yang meliput secara khusus agenda tersebut.
Rusia Sampaikan Belasungkawa dan Seruan Solidaritas Internasional
Dalam sambutannya, Dubes Sergey Tolchenov menyampaikan duka mendalam atas tragedi banjir bandang yang melanda Sumatera.
“Kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam kepada para korban dan keluarga yang terdampak. Solidaritas antarbangsa menjadi sangat penting dalam situasi seperti ini,” ujar Tolchenov.
Ia menegaskan bahwa Kedubes Rusia mengapresiasi langkah PPWI yang aktif menggalang bantuan dari berbagai pihak internasional.
Senator Dr. Maya Rumantir, yang hadir dalam kapasitasnya sebagai anggota lembaga tinggi negara, menilai bantuan ini sebagai bukti kuat bahwa hubungan diplomatik Indonesia–Rusia tak hanya sebatas kerja sama politik dan ekonomi.
“Ini adalah wujud nyata persahabatan antarbangsa. Kepedulian Rusia patut diapresiasi,” ujarnya.
Kehadiran seorang senator dalam acara nonpemerintah mempertegas bahwa persoalan kemanusiaan kini telah menjadi perhatian lintas sektor—negara, organisasi masyarakat, hingga mitra internasional.
Lebih dari Satu Ton Bantuan: Beras, Makanan Kering, Susu, Minyak, Hingga Sandang
Ketua Umum PPWI, Wilson Lalengke, menyampaikan terima kasih mendalam kepada Kedubes Rusia yang menyalurkan lebih dari 1 ton bantuan untuk korban banjir.
Bantuan tersebut mencakup:
- beras,
- makanan kering,
- susu,
- gula,
- minyak goreng,
- perlengkapan mandi,
- pakaian,
- serta kebutuhan darurat lainnya.
Seluruh paket akan didistribusikan ke wilayah yang mengalami dampak paling parah: Aceh Tamiang dan Aceh Utara.
“Banyak anggota PPWI di wilayah bencana menjadi korban. Karena itu kami merasa terpanggil untuk memastikan bantuan ini tepat sasaran,” ujar Wilson.
JNE Kirimkan Bantuan Secara Gratis — Dukungan Logistik yang Krusial
Usai acara, seluruh bantuan segera dikirimkan ke konter JNE Slipi. Perusahaan jasa kurir nasional itu memberikan dukungan penuh dengan menggratiskan biaya pengangkutan.
“Kami sangat berterima kasih kepada JNE. Dukungan ini sangat membantu mempercepat distribusi ke daerah yang terisolasi akibat banjir,” ucap Wilson.
Dalam pernyataannya, Wilson juga menyebut bahwa PPWI masih menunggu respons dari beberapa kedutaan mitra lainnya. Jika ada tambahan bantuan, PPWI menyiapkan rute distribusi untuk Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Solidaritas Internasional: Diplomasi Humanis Rusia di Tengah Krisis
Bantuan Rusia bukan hanya pengiriman materi—melainkan pesan kuat bahwa diplomasi tidak selalu berwujud pertemuan formal, tetapi bisa hadir dalam bentuk kepedulian kemanusiaan.
Kehadiran Dubes Rusia, Senator Maya Rumantir, Dewan PPWI, serta jajaran wartawan Rusia dalam satu panggung kemanusiaan menjadikan momen ini langka, simbolik, dan strategis.
Aksi ini juga mendapatkan dukungan moral dari Yang Mulia Dr. Rahman Sabon Nama, mewakili pimpinan Kerajaan Nusantara (Partai Daulat Kerajaan Nusantara/PDKN), yang selama ini ikut mendorong terbukanya jalur-jalur bantuan internasional melalui organisasi masyarakat.
Pesan Penutup: “Spasibo” untuk Indonesia
Mewakili masyarakat terdampak, Wilson Lalengke mengucapkan:
“Spasibo. Terima kasih kepada Kedubes Rusia atas kepedulian yang tulus bagi warga korban banjir.”
Penyerahan bantuan lebih dari satu ton kebutuhan pokok ini menjadi catatan penting dalam kerja kemanusiaan internasional di Indonesia:
bahwa bencana bisa memisahkan banyak hal, tetapi kepedulian mampu menyatukan bangsa-bangsa. ( Tim/ReD)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar