ANTRIAN PANJANG DI SPBU IMBAS BANJIR BANDANG: KRISIS BBM MENGEPUNG SUMUT, WARGA DIPAKSA BAYAR HINGGA RP50 RIBU PER LITER
CNEWS, SERDANG BEDAGAI, SUMUT — Krisis bahan bakar minyak (BBM) mulai melumpuhkan aktivitas masyarakat di sejumlah wilayah Sumatera Utara setelah banjir bandang gelondongan memutus akses jalan dan menghambat distribusi BBM. Sudah dua hari dua malam, antrean kendaraan di berbagai SPBU mengular sepanjang 1 hingga 2 kilometer, memaksa warga menunggu berjam-jam demi mendapatkan BBM.
Di tengah kelangkaan tersebut, sebagian pedagang eceran memanfaatkan situasi dengan menjual BBM pada harga Rp35.000 hingga Rp50.000 per liter, jauh di atas harga resmi. Kondisi ini menambah tekanan psikologis dan ekonomi masyarakat yang baru saja diguncang bencana banjir.
SPBU Dolok Masihul Jadi Titik Terpadat: Antrean Tak Pernah Putus
SPBU di Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai termaksud imbas menjadi salah satu titik antrean terparah. Sejak pagi hingga malam, kendaraan mengular lebih dari 1 kilometer, membuat jalur utama tersendat.
AL, Humas SPBU Dolok Masihul, menegaskan bahwa pihaknya memperketat pengawasan agar stok BBM tidak diselewengkan.
“Kami pastikan seluruh BBM tersalur dengan benar. Antrean sangat panjang, tapi karyawan kami tetap sabar melayani masyarakat sejak pagi sampai malam tanpa henti,” kata AL.
Menurutnya, karyawan SPBU sudah dua hari ini bekerja dalam tekanan luar biasa untuk memenuhi kebutuhan warga.
Warga Rela Antre 6,5 Jam: ‘Tidak Isi Hari Ini, Besok Tidak Bisa Kerja’
Herman, salah satu warga yang mengantre, menyebut dirinya menghabiskan waktu lebih dari 6,5 jam, mulai pukul 13.00 WIB hingga 19.30 WIB, hanya untuk mendapatkan BBM.
“Kalau tidak dapat BBM hari ini, besok kami tidak bisa beraktivitas. Kondisi ini sudah dua hari makin parah,” ujarnya.
Bagi warga, BBM bukan sekadar kebutuhan transportasi, tetapi juga penopang ekonomi mereka yang kebanyakan bekerja sebagai pedagang, buruh, dan sopir harian.
Polisi Kawal Lalu Lintas: Cegah Kemacetan Total di Jalur Lintas
Antrean panjang membuat sebagian badan jalan tertutup kendaraan. Personel Unit Lantas Polsek Dolok Masihul dikerahkan untuk mengatur arus lalu lintas dan melakukan rekayasa jalur demi menghindari kemacetan yang lebih luas.
Jika tidak ditangani, antrean diperkirakan dapat memblokir jalur lintas antarkecamatan dan mengganggu akses warga ke pasar, sekolah, dan fasilitas umum lainnya.
Pukulan Kedua bagi Korban Banjir: Logistik Terancam Lumpuh
Bagi korban banjir bandang gelondongan, kelangkaan BBM menjadi bencana lanjutan. Selain rumah terendam dan akses terputus, bantuan logistik kini terhambat karena kendaraan sulit bergerak akibat minimnya BBM.
Beberapa wilayah bahkan terancam mengalami krisis logistik, terutama daerah yang masih terisolasi dan sangat bergantung pada suplai bahan makanan dari luar.
Harapan Warga: Pemerintah Harus Segera Netralisasi Situasi
Selain BBM, sejumlah bahan pokok juga mulai mengalami kenaikan harga akibat terputusnya jalur distribusi. Masyarakat berharap pemerintah daerah maupun pusat segera turun tangan melakukan langkah darurat.
Warga meminta:
- Penambahan suplai BBM ke SPBU-SPBU yang menjadi titik kritis
- Distribusi bahan pokok yang stabil untuk mencegah lonjakan harga
- Pemulihan jalur transportasi yang lumpuh akibat banjir
- Pengawasan ketat terhadap pedagang eceran yang menjual BBM dengan harga tidak wajar
Bagi masyarakat terdampak, stabilisasi pasokan BBM dan bahan pokok sangat penting agar penderitaan mereka tidak semakin komplek di tengah situasi ekonomi yang sedang tertekan.
( NR/ RED)





.jpg)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar