Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

KONDISI TERKINI BANJIR–LONGSOR DI SUMUT, SUMBAR, DAN ACEH: 558 WARGA TEWAS DAN HILANG — POTRET KEGAGAPAN MITIGASI DI TIGA PROVINSI

Sabtu, 29 November 2025 | Sabtu, November 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-29T10:52:00Z


CNEWS, TAPTENG–SIBOLGA, SUMATERA UTARA — Dari udara, pemandangan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga pada Jumat (28/11/2025) tampak seperti sebuah wilayah yang baru saja dihantam dahsyatnya amukan alam: rumah-rumah rata oleh longsor, badan jalan terputus, dan hamparan lumpur menutup pemukiman tanpa menyisakan bentuk. Ratusan ribuan warga masih bertahan di lokasi-lokasi pengungsian, sementara tim SAR berjuang menjangkau lokasi terdampak yang terisolasi.


Polda Sumatera Utara menyebut bencana banjir dan longsor selama 24–29 November 2025 sebagai “kejadian paling mematikan dalam satu dekade terakhir”.




AKUMULASI KEHILANGAN: 558 ORANG TEWAS DAN HILANG


Data terbaru yang dihimpun Polda Sumut dan BNPB hingga Sabtu (29/11/2025) mencatat:


Sumatera Utara


  • 147 orang meninggal dunia
  • 174 masih dalam pencarian
  • 28.000 warga mengungsi

  • Tapanuli Tengah menjadi episentrum bencana:
    • 56 kejadian
    • 691 korban
    • 47 meninggal, 51 hilang
  • Sibolga: 33 meninggal, 56 hilang
  • Daerah berat lainnya: Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Langkat, Dairi, dan Humbang Hasundutan.

Sumatera Barat

  • 61 orang meninggal
  • 90 masih hilang
  • Sejumlah korban merupakan anggota keluarga yang terseret banjir bandang di hulu sungai.


Aceh


  • 35 meninggal
  • 25 hilang

TOTAL DI TIGA PROVINSI

  • 272 orang meninggal dunia
  • 286 orang hilang
  • Total 558 jiwa menjadi korban tewas dan hilang


BNPB memperingatkan bahwa angka ini sangat mungkin bertambah karena sejumlah titik longsor masih belum bisa ditembus tim evakuasi.



488 KEJADIAN BENCANA DALAM 6 HARI: SUMUT DALAM STATUS DARURAT


Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Ferry Walintukan mengungkapkan fakta mencengangkan:


“Hanya dalam enam hari, Sumatera Utara mengalami 488 kejadian bencana dengan total 1.076 korban. Ini bukan bencana biasa. Ini eskalasi.”



Tim kepolisian dan gabungan BPBD–BNPB telah mengerahkan lebih dari 3.500 personel, termasuk Brimob, Basarnas, dan TNI, untuk:


  • Membuka akses jalan yang terputus
  • Mengevakuasi warga terjebak
  • Menyalurkan logistik ke titik terisolasi
  • Mengoperasikan dapur lapangan
  • Menyediakan layanan kesehatan dan trauma healing


Helikopter Polri dan BNPB melakukan air-dropping logistik, terutama ke pedalaman Tapteng dan Mandailing Natal yang hingga kini masih sulit dijangkau.



POTRET LAPANGAN: KELUARGA HILANG, DESA TERTIMBUN


Tim SAR menggambarkan kondisi di beberapa desa terdampak sebagai “kondisi luluh lantak total.” Beberapa temuan penting:


  • Di Kecamatan Barus dan Barus Utara, beberapa rumah hanyut hingga sejauh 800 meter dari titik awal.
  • Di wilayah Pinangsori dan Sitahuis, lahan pertanian berubah menjadi kolam lumpur.
  • Di Sibolga, tim evakuasi menemukan satu keluarga beranggotakan 6 orang tertimbun longsor dengan kondisi yang memilukan.


Di beberapa lokasi, alat berat tidak dapat masuk karena akses terputus total. Evakuasi dilakukan manual menggunakan cangkul, sekop, dan tandu darurat.



PENGUNGSI: 28 RIBU WARGA PAHONI LUKA DAN TRAUMA


Pengungsi tersebar di:


  • GOR, sekolah, halaman kantor camat
  • Gedung gereja dan masjid
  • Tenda darurat BNPB


Mandailing Natal dan Tapanuli Tengah menampung pengungsi terbanyak. Banyak anak mengalami batuk, diare, dan demam, sementara kebutuhan mendesak meliputi:


  • Air bersih
  • Selimut dan perlengkapan bayi
  • Obat-obatan
  • Penerangan dan generator


PERINGATAN BNPB: ANCAMAN SUSULAN SANGAT TINGGI


Kepala BNPB Suharyanto menyebut ada puluhan titik rawan longsor susulan karena kondisi tanah yang jenuh air.


“Sebagian lokasi belum bisa kami masuki. Begitu alat berat membuka jalur, data kemungkinan berubah drastis.”

 

BNPB juga menyoroti kerusakan hulu sungai dan deforestasi masif yang memperparah banjir bandang di:


  • Tapteng
  • Mandailing Natal
  • Pasaman Barat
  • Aceh Singkil


KRITIK TERHADAP PEMERINTAH DAERAH: MITIGASI DINILAI LAMBAT


Sejumlah aktivis lingkungan menilai:


  • Sistem peringatan dini di daerah rawan minim berfungsi
  • Pengawasan terhadap tambang galian C dan pembalakan liar lemah
  • Pemprov dinilai reaktif, bukan preventif
  • Ribuan warga tinggal di bantaran sungai tanpa relokasi permanen sejak bertahun-tahun


Beberapa lembaga juga mempertanyakan lambatnya distribusi logistik awal di Mandailing Natal dan Sibolga.


PERINTAH PRESIDEN: PRIORITASKAN NYAWA, SINGKATKAN BUREOKRASI


Presiden Prabowo Subianto memerintahkan:


  • Penambahan pesawat evakuasi dan helikopter
  • Penyaluran logistik tanpa hambatan administrasi
  • Mobilisasi cepat TNI-Polri ke titik terisolasi
  • Percepatan identifikasi jenazah oleh DVI Polri


KESIMPULAN: OPERASI PENYELAMATAN BELUM SELESAI


Dengan 558 orang tewas dan hilang, banjir–longsor di Sumut, Sumbar, dan Aceh kini menjadi salah satu bencana paling mematikan dalam sejarah terbaru Sumatera.


Tim penyelamat di lapangan mengingatkan:


  • Pencarian masih jauh dari selesai
  • Angka korban hampir pasti naik
  • Sejumlah desa masih belum dapat diakses

Sementara ribuan warga menunggu kejelasan nasib keluarga mereka, roda evakuasi harus terus berjalan tanpa henti. ( Tim/Red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update