Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Hulubalang LAMR Pelalawan Sampaikan Belasungkawa dan Warning Keras Soal Kerusakan Alam Penyebab Bencana di Sumut, Aceh, dan Sumbar

Sabtu, 29 November 2025 | Sabtu, November 29, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-11-29T11:08:56Z


CNEWS, PELALAWAN — Pengurus Hulubalang Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Pelalawan menyampaikan duka mendalam atas rangkaian bencana banjir bandang, longsor, dan banjir besar yang merenggut ratusan korban jiwa di Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat.


Dalam pernyataannya pada 29 November 2025, Panglima Besar Hulubalang LAMR Pelalawan, Datuk Tarmizi Maskar, menegaskan bahwa tragedi ini bukan semata-mata musibah alam, tetapi juga peringatan keras atas rusaknya ekosistem yang selama ini diabaikan.


“Duka ini milik kita semua”


Datuk Tarmizi menyampaikan doa untuk korban bencana serta kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan.


“Semoga mereka yang meninggal diterima amal ibadahnya, diampuni segala kesalahannya, dan keluarga yang berduka diberi ketabahan. Musibah ini harus menjadi pelajaran bersama agar kita mengambil hikmah dari takdir Allah SWT.”

 

Ia menegaskan bahwa solidaritas dan kepedulian sosial adalah kunci memperkuat masyarakat di tengah situasi darurat.


Seruan Moral: Masyarakat Riau Diminta Saling Menolong


Panglima Besar Hulubalang LAMR Pelalawan mengimbau seluruh masyarakat, khususnya di Riau, untuk menguatkan kebersamaan.


“Dari masa ke masa, Melayu mampu melewati kesulitan dengan saling bergandengan tangan. Kini, saatnya kita kembali memperkuat persaudaraan dan membantu saudara-saudara kita yang tertimpa musibah.”

 

Menurutnya, momentum bencana ini harus menjadi pengingat bahwa nilai-nilai kemanusiaan dan gotong royong adalah fondasi utama masyarakat.


Warning Keras LAMR: Bencana Bukan Datang Tiba-Tiba


Dalam pernyataan yang lebih tegas, Datuk Tarmizi menyoroti bahwa bencana di tiga provinsi tersebut tidak bisa dilepaskan dari eksploitasi hutan dan kerusakan ekologis yang dilakukan pihak-pihak tertentu secara sistematis.


“Ini alarm keras dari alam. Kita harus jujur mengakui bahwa penggundulan hutan, pembukaan lahan rakus, dan perusakan ekosistem terus terjadi. Dan saat bencana datang, yang menjadi korban adalah masyarakat, bukan para pelaku perusakan.”

 

Ia mendesak negara untuk tidak hanya hadir dalam bentuk bantuan, tetapi juga melakukan penegakan hukum tegas terhadap para perusak lingkungan.


LAMR: Kerusakan Alam Akibat Serakah dan Tamak


Dalam pernyataan resminya, LAMR Pelalawan menyebut bahwa akar bencana berulang di Sumatera disebabkan oleh:


  • pembalakan liar,
  • penguasaan lahan tidak sah,
  • korporasi yang merusak habitat,
  • dan praktik eksploitasi yang dibiarkan tanpa pengawasan.

“Kerusakan itu bersumber dari keserakahan. Mereka mengejar kepentingan pribadi dan kelompok, mengabaikan keselamatan warga yang tinggal di sekitar kawasan hutan dan sungai.”

 

LAMR Pelalawan menegaskan bahwa negara tidak boleh lagi kompromi terhadap siapapun yang merusak ekosistem.


Tuntutan LAMR Pelalawan kepada Pemerintah


LAMR Pelalawan meminta pemerintah pusat dan provinsi untuk:


  1. Menghentikan seluruh aktivitas perusakan hutan yang masih berlangsung.
  2. Melakukan audit ekologi di provinsi-provinsi rawan bencana.
  3. Menindak tegas korporasi atau oknum yang terlibat dalam penggundulan hutan.
  4. Mengembalikan fungsi kawasan hutan sesuai aturan lingkungan.

Datuk Tarmizi menegaskan bahwa bangsa yang mengabaikan alam akan selalu membayar mahal akibatnya.


Hulubalang LAMR Pelalawan menegaskan bahwa duka atas tragedi di Sumut, Aceh, dan Sumbar harus menjadi momentum refleksi nasional. Tidak ada bangsa yang selamat jika alamnya terus dieksploitasi.


“Kita berduka, tetapi kita juga harus berbenah. Jangan biarkan bencana menjadi hal yang terus berulang.” ( pelor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update