CNEWS, Merauke (Papua Selatan) — Ketika mendengar kata “sarang semut”, kebanyakan orang membayangkan gundukan kecil di bawah tanah. Namun di Papua Selatan, tepatnya di Kabupaten Merauke, terdapat sebuah keajaiban alam yang jauh melampaui imajinasi tersebut. Fenomena itu dikenal sebagai Musamus — menara tanah raksasa yang dibangun rayap Macrotermes sp. dan kini menjadi ikon kebanggaan masyarakat Marind.
Aktivis Papua, Yerry Basri Mak, SH, MH, mengungkapkan kepada media bahwa Musamus bukan hanya fenomena biologis, tetapi juga warisan alam dan budaya yang memperlihatkan besarnya kebijaksanaan ekologis di Tanah Papua.
“Musamus adalah masterpiece alam. Karya arsitektur rayap yang menjulang hingga 5 meter ini adalah bukti keindahan, kekuatan, dan keberagaman Papua. Ia bukan sekadar sarang, tetapi simbol persatuan ekosistem,” ujar Yerry.
Arsitektur Alam yang Mustahil Ditiru
Musamus di Merauke dikenal sebagai salah satu struktur alam terbesar yang dibangun serangga. Tingginya dapat mencapai 4–6 meter, dengan diameter 2–3 meter, menjadikannya salah satu sarang rayap terbesar di dunia.
Struktur ini terbuat dari rumput kering, tanah, dan air liur rayap, yang mampu mengeras seperti beton alami. Di balik dindingnya, terdapat:
- Jaringan lorong-lorong ventilasi yang rumit,
- Ruang pengatur suhu (thermoregulation chambers),
- Jalan khusus pekerja dan tentara,
- Ruang reproduksi untuk ratu rayap,
- Saluran udara yang menjaga kelembapan stabil, bahkan saat cuaca ekstrem.
“Musamus mengajarkan bahwa kerja sama dapat menghasilkan keajaiban. Jutaan rayap bersama-sama membangun istana yang kokoh dan indah. Ini pelajaran alam bagi manusia,” kata Yerry.
Ikon Resmi Kabupaten Merauke
Keunikan Musamus tidak hanya memikat peneliti dan wisatawan. Pemerintah Kabupaten Merauke menjadikannya simbol identitas daerah, yang kini diabadikan dalam:
- Lambang Kabupaten Merauke,
- Patung-patung di ruang publik,
- Nama universitas (Universitas Musamus/UNMUS),
- Desain landmark kota.
Bagi masyarakat Marind, Musamus adalah bagian dari narasi leluhur dan hubungan sakral manusia dengan alam.
Lebih dari Musamus: Surga Fenomena Alam Papua
Yerry Basri Mak menegaskan bahwa Musamus hanyalah satu dari sekian banyak keajaiban yang menjadikan Papua sebagai kawasan ekologis paling kaya di Indonesia bahkan dunia.
Ia menyoroti beberapa fenomena lain:
1. Anggrek Hitam Papua (Coelogyne pandurata)
Bunga berwarna hitam kehijauan ini menjadi primadona dunia botani. Keindahannya hanya ditemukan di Papua dan Kalimantan, menjadikannya flora endemik bernilai tinggi.
2. Raja Ampat: Jantung Segitiga Terumbu Karang Dunia
Dengan 75% spesies karang dunia dan ratusan spesies ikan, Raja Ampat dianggap sebagai surga biodiversitas laut paling penting di Bumi.
3. Savana Merauke yang Unik
Satu-satunya savana berskala luas di Indonesia, menciptakan lanskap yang mirip Afrika, lengkap dengan kerbau liar dan kawanan rusa yang hidup bebas.
4. Pegunungan Jayawijaya dan Es Abadinya
Meskipun terus menipis, gletser tropis di Papua adalah fenomena langka yang tidak ada lagi di wilayah lain di Indonesia.
Pesan Penting: Alam Papua Harus Dilestarikan
Yerry menekankan bahwa Musamus dan fenomena alam lainnya harus menjadi pengingat penting bagi negara agar pembangunan di Papua tetap berorientasi pada kelestarian lingkungan, kearifan lokal, dan keberlanjutan ekosistem.
“Papua bukan hanya kaya SDA. Ia adalah museum alam hidup yang tak ternilai. Melestarikan Papua berarti menjaga paru-paru dunia dan masa depan generasi OAP,” tegas Yerry.
Fenomena Musamus bukan semata atraksi wisata. Ia adalah simbol harmoni, kerja sama, dan kejayaan alam Papua Selatan. Dengan keindahan yang tak tertandingi mulai dari anggrek hitam hingga Raja Ampat, Papua terus menegaskan dirinya sebagai salah satu kawasan ekologis paling penting di dunia.
( YBM)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar