Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Umum PBB Tuai Delapan Kali Tepuk Tangan dan Standing Ovation: Indonesia Tegaskan Posisi Moral Dunia

Kamis, 25 September 2025 | Kamis, September 25, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-09-25T17:50:03Z

 


CNEWS, Jakarta, New York, 24 September 2025  – Pidato Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-80 mencatat sejarah baru diplomasi Indonesia. Disampaikan di markas besar PBB, New York, pidato itu disambut delapan kali tepuk tangan meriah dan ditutup dengan standing ovation dari seluruh delegasi negara anggota.


Poto: Solon Sihombing Pengamat hubungan internasional dan jurnalis senior 


Pesan Perdamaian Indonesia Menggema

Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa perdamaian dunia tidak akan terwujud tanpa keadilan universal. Ia menekankan hak bangsa Palestina untuk merdeka, seraya menegaskan bahwa Israel juga harus dijamin hidup aman.


“Perdamaian sejati hanya akan terwujud bila setiap bangsa memperoleh hak yang adil dan jaminan keamanan. Palestina harus merdeka, sementara Israel juga harus hidup dalam rasa aman,” tegas Prabowo.

 

Selain isu Palestina, ia menyoroti krisis pangan global, perubahan iklim, dan meningkatnya ketimpangan ekonomi antarnegara, seraya mengingatkan dunia untuk menolak doktrin ketidakadilan yang hanya menguntungkan segelintir negara.


Pidato ditutup dengan seruan moral:

“Perjalanan besar kemanusiaan ini harus kita lanjutkan bersama. Sebuah perjalanan harapan umat manusia yang tak boleh berhenti.”

 

Kalimat itu membuat seluruh hadirin berdiri dan memberikan standing ovation—momen yang jarang terjadi dalam forum PBB.


Dunia Berikan Respon Positif

Pidato Prabowo langsung menuai apresiasi:


  • Sekjen PBB António Guterres menyebutnya “pesan moral yang sangat dibutuhkan dunia di tengah krisis global.”
  • Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menilai Indonesia menegaskan komitmen kuat terhadap perjuangan Palestina.
  • Delegasi Uni Eropa mengapresiasi penekanan pada isu iklim dan ketahanan pangan.
  • Perwakilan Amerika Serikat menyambut baik pernyataan tentang keamanan Israel, meski tetap menekankan diplomasi lanjutan.
  • Negara-negara Afrika dan Asia melihat Indonesia sebagai mitra strategis yang menjembatani kepentingan Selatan–Utara.

Posisi Indonesia sebagai Kekuatan Moral

Pengamat hubungan internasional menilai pidato ini mempertegas Indonesia sebagai kekuatan moral dunia. Tidak hanya karena statusnya sebagai demokrasi terbesar ketiga, tetapi juga karena konsistensi diplomasi bebas aktif sejak era pendiri bangsa.


“Indonesia berhasil membuktikan diri sebagai juru bicara Global South. Pidato Presiden Prabowo memberi warna baru dalam diplomasi dunia, di mana moralitas ditempatkan sejajar dengan kepentingan politik,” ujar Dr. Andri Wirawan, pengamat HI Universitas Indonesia.


Solon Sihombing: Pidato yang Menggemparkan Dunia

Jurnalis senior dan pengamat hubungan internasional, Solon Sihombing, menyebut pidato Prabowo sebagai “luar biasa dan menggemparkan dunia.”


“Ucapan beliau mengharumkan nama Indonesia dan menjadikannya semakin disegani di kancah internasional. Bahkan Presiden Donald Trump menyatakan kekagumannya terhadap pidato tersebut. Hal ini membuktikan pidato Prabowo berhasil mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia,” kata Solon.

 

Ia menambahkan, kehadiran Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB ke-80—setelah 10 tahun Indonesia absen di forum itu—menjadi momentum yang sangat ditunggu dunia.


“Yang menarik juga adalah ucapan salam Presiden, seperti Om Shanti Shanti Om dan Shalom, yang mendapat sorotan media internasional. Jerusalem Post bahkan menilai ucapan ‘Shalom’ itu sangat spesial dan belum pernah terjadi sebelumnya di sidang-sidang PBB,” ungkap Solon.


Momentum Diplomasi Indonesia

Dengan delapan kali tepuk tangan dan standing ovation, pidato Prabowo kini tercatat sebagai salah satu pidato paling diapresiasi dalam sejarah Sidang Umum PBB.


Momentum ini membuka ruang lebih luas bagi diplomasi Indonesia dalam:


  • Memperjuangkan kemerdekaan Palestina.
  • Menguatkan agenda ketahanan pangan dan pertanian berkelanjutan.
  • Mendorong aksi nyata menghadapi perubahan iklim.
  • Menawarkan pendekatan diplomasi moral dalam penyelesaian konflik internasional, termasuk Ukraina.


Indonesia kini dipandang bukan sekadar negara berkembang, tetapi sebagai motor perdamaian, solidaritas, dan keadilan global.

( RI) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update