CNEWS, Jakarta | 4 September 2025 – Polemik perilaku anggota DPR RI yang berjoget ria di ruang sidang paripurna saat Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato kenegaraan pada 15 Agustus lalu terus bergulir. Sejumlah partai politik, termasuk PAN, NasDem, dan Golkar, diketahui telah mengambil sikap tegas dengan mencopot atau menonaktifkan kader mereka yang terlibat.
Namun, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dinilai berbeda. Hingga kini, dua kadernya yang masih aktif sebagai anggota DPR RI, yakni Deddy Sitorus dan Sadra Restuwati, belum tersentuh sanksi apa pun.
Ketua LSM Wgab Papua, Yerry Basri Mak SH MH, menilai sikap PDIP ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai konsistensi partai dalam menegakkan disiplin kader.
“Baru-baru ini kita lihat PAN, NasDem, bahkan Golkar berani menindak tegas kader terbaik mereka. Tetapi kenapa PDIP sampai sekarang belum juga mencopot Deddy Sitorus dan Sadra Restuwati? Ada apa sebenarnya?” tegas Yerry, Kamis (4/9).
Menurutnya, publik sudah menyaksikan secara terang-benderang kesalahan yang dilakukan kedua legislator tersebut. “Perilaku berjoget ria di tengah sidang paripurna bukan hanya soal etika, tapi juga soal wibawa lembaga DPR dan penghormatan terhadap pidato kenegaraan Presiden. Kalau partai lain bisa tegas, kenapa PDIP terkesan ragu?” lanjutnya.
Yerry menilai ketidakjelasan sikap PDIP justru berpotensi menggerus kepercayaan publik. “Ini soal integritas partai. Jangan sampai ada standar ganda: keras terhadap lawan, lunak terhadap kader sendiri. Kalau dibiarkan, PDIP akan dicap melindungi pelanggar etika,” ujarnya.
Aktivis ini mendesak PDIP segera mengambil langkah konkret, baik berupa sanksi internal maupun pemberhentian keanggotaan DPR RI, demi menjaga marwah partai sekaligus kepercayaan rakyat.
“Ketegasan partai adalah cermin moral politiknya. Kalau PDIP diam saja, maka publik bisa menilai sendiri siapa yang benar-benar berkomitmen menjaga kehormatan lembaga negara, dan siapa yang tidak,” pungkas Yerry.
(YBM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar