CNews - Sumut - Grup WhatsApp mendadak ramai oleh pesan berantai yang mengingatkan pengguna untuk tidak mengklik “chat audio” di dalam grup. Pesan tersebut mengklaim bahwa fitur tersebut adalah modus baru peretasan yang dapat menguras saldo rekening bank korban hingga menjerat dalam pinjaman uang fiktif. Namun, benarkah klaim tersebut?
Isi Broadcast yang Menyesatkan
Berikut cuplikan isi pesan yang tersebar luas di berbagai grup WhatsApp:
“Sekarang kalau ada di grup muncul Chat Audio walaupun dari nomor yang ada di grup jangan diklik tulisan GABUNG, ternyata itu hacker... Bisa menguras rekening dan modus pinjam uang.”
“Jangan pencet ‘gabung’, nanti otomatis masuk grup baru dan susah keluar. Admin pun tidak bisa hapus.”
Pesan tersebut ditandai sebagai “forwarded many times”, tanda khas informasi yang telah disebarluaskan secara masif.
Pakar Siber: Ini Hoaks Bermotif Kepanikan
Menurut Alfons Tanujaya, pakar keamanan siber dan forensik digital dari Vaksincom, informasi dalam pesan berantai tersebut tidak benar dan tidak berdasar.
“Menurut saya ini bukan kelemahan di audio chat WhatsApp group, melainkan fitur standar. Tidak ada indikasi bahwa voice chat bisa digunakan untuk membobol rekening,” ujar Alfons, Senin (2/6), dalam pernyataannya kepada media.
Alfons menegaskan bahwa fitur tersebut adalah voice chat resmi WhatsApp, dan bukan rekayasa hacker. Fitur ini memungkinkan anggota grup untuk melakukan panggilan suara secara langsung tanpa memanggil satu per satu, serta sudah dilengkapi enkripsi end-to-end, sebagaimana disampaikan juga dalam laman resmi WhatsApp.
Mengapa Muncul Kepanikan?
Kepanikan muncul diduga karena sebagian pengguna tidak memahami fungsi voice chat dan panik setelah tak sengaja menekan tombol Gabung. Bahkan, memang benar bahwa admin grup tidak bisa menghapus voice chat yang sedang berlangsung, karena memang itulah desain fitur tersebut. Namun, hal ini tidak berarti terjadi peretasan atau penyadapan.
“Sepanjang anggotanya terpercaya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari audio call tersebut,” lanjut Alfons.
Potensi Bahaya Justru dari Akun Anggota yang Terhack
Alfons memberi catatan penting
ting: ancaman bukan berasal dari fitur voice chat, melainkan jika akun WhatsApp salah satu anggota grup diretas. Dari situlah potensi bahaya muncul, misalnya:
- Pengiriman tautan phishing atau file APK berisi malware.
- Penggunaan akun yang diretas untuk melakukan rekayasa sosial (social engineering) guna menipu anggota grup lainnya.
“Kalau ada anggota grup yang kena hack, dan dia mengirim tautan trojan atau mengarahkan pengguna untuk menginstal aplikasi berbahaya, itu yang berisiko. Tapi bukan karena sistem WhatsApp-nya lemah,” tegas Alfons.
Kesimpulan Redaksi: Klaim Pembobolan Rekening Lewat Chat Audio WhatsApp Adalah HOAKS
✅ Voice chat di WhatsApp adalah fitur resmi, bukan celah peretasan.
✅ Tidak ada bukti bahwa menekan tombol Gabung akan menguras rekening atau membuat pengguna terjebak.
✅ Waspadai justru akun anggota yang diretas, karena dari sanalah potensi serangan bisa terjadi.
✅ Edukasi digital penting agar tidak menjadi korban hoaks berbasis kepanikan.
Redaksi CNEWS mengimbau masyarakat untuk tidak mudah menyebarkan pesan berantai tanpa verifikasi. Mari perkuat literasi digital, dan jadikan media sosial serta aplikasi percakapan sebagai sarana yang sehat, aman, dan produktif.
Redaksi | CNEWS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar