Paus Leo XIV dari AS Terpilih, Solon Sihombing: Harapan Global Baru untuk Gereja dan Dunia
CNEWS - Jakarta - Vatikan, 8 Mei 2025 — Gereja Katolik memasuki babak sejarah baru dengan terpilihnya Paus Leo XIV sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia. Ia menjadi Paus ke-267, menggantikan mendiang Paus Fransiskus. Terpilihnya Leo XIV bukan hanya simbol pergantian kepemimpinan, tetapi juga harapan baru bagi umat Katolik dan komunitas global.
Solon Sihombing, pengamat hubungan internasional sekaligus pembina media CNews, menyampaikan apresiasi atas momentum bersejarah ini. "Paus Leo adalah figur berkaliber global yang diyakini mampu membawa Gereja Katolik merespons tantangan zaman dengan visi reformis dan jiwa misioner," ujar Solon dalam keterangannya dari Medan.
Menurut Solon, latar belakang Paus Leo yang mencakup pengalaman pastoral di Amerika Latin, kepemimpinan di ordo religius, serta jabatan strategis di Vatikan, menjadikannya sosok komplet untuk memimpin Gereja dalam era yang penuh dinamika. "Kita berharap beliau menjadi suara moral yang kuat dalam memperjuangkan perdamaian, keadilan sosial, dan dialog antarbangsa,” tambahnya.
Asap putih yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina pada Kamis (8/5) pukul 17.36 waktu Vatikan mengonfirmasi terpilihnya Paus baru oleh 133 kardinal. Proses konklaf dimulai sejak Rabu (7/5) dan berlangsung selama dua hari, setelah dua kali sebelumnya menghasilkan asap hitam tanda belum tercapai konsensus.
Mengenal Paus Leo XIV: Wajah Global, Jiwa Misioner
Paus Leo XIV lahir dengan nama lengkap Robert Francis Prevost di Chicago, Amerika Serikat, pada 14 September 1955. Ia juga memegang kewarganegaraan Peru—negara yang sangat berperan dalam pembentukan spiritualitas dan kiprahnya.
Sebagai anggota Ordo Santo Agustinus (OSA), Leo XIV dikenal karena semangat pelayanan dan komitmen terhadap kehidupan bersama dan pencarian kebenaran. Ia pernah menjadi misionaris di Peru selama lebih dari satu dekade (1985–1998), melayani masyarakat akar rumput sebagai kanselir keuskupan dan pemimpin seminari.
Kariernya terus menanjak hingga menjadi Prior Jenderal Ordo Agustinus tingkat dunia selama 12 tahun (2001–2013). Kemudian, ia diangkat sebagai Uskup Chiclayo pada 2015, dan pada 2023 dipercaya oleh Paus Fransiskus memimpin Dikasteri untuk Para Uskup—pos vital yang menentukan arah kepemimpinan Gereja global.
Di tahun yang sama, ia diangkat menjadi kardinal. Dua tahun kemudian, melalui proses konklaf yang penuh pertimbangan, namanya muncul sebagai Paus baru dengan nama kepausan Leo XIV, menggabungkan semangat reformasi dan keberanian sebagaimana ditunjukkan para pendahulunya yang juga menggunakan nama “Leo”.
Dari Chicago ke Vatikan, Dunia Menanti Arah Baru
Dengan kombinasi pengalaman pastoral, akademik, dan administratif yang langka, Paus Leo XIV dipandang sebagai jembatan antara dunia Utara dan Selatan, antara tradisi dan pembaruan. Ia adalah wajah global Gereja yang membawa harapan akan arah baru yang inklusif, berani, dan berdampak luas.
"Dunia kini menunggu langkah-langkah besarnya. Dari reformasi internal Gereja hingga peran diplomatik di panggung dunia, Paus Leo XIV membawa pengalaman nyata dan semangat yang menyala," pungkas Solon.
( SS - RED)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar