CNEWS - Muna Barat, Sultra – Malam takbiran Idul Fitri 1446 Hijriyah di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, diwarnai insiden bentrokan antara oknum prajurit TNI dan anggota Polri. Kejadian yang terekam dalam video dan beredar luas di media sosial ini terjadi pada Minggu (30/3/2025) sekitar pukul 23.00 WITA di Desa Wapae Jaya, Kecamatan Tiworo Tengah.
Kronologi Kejadian
Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa insiden bermula saat personel Polsek Tiworo Tengah bersama anggota Koramil Tiworo Kepulauan (Tikep) melakukan pengamanan takbiran keliling di Tugu Rambutan, Desa Wapae Jaya. Dalam perjalanan kembali ke titik kumpul, beberapa warga yang diduga bersama dua oknum prajurit TNI melakukan aksi geber sepeda motor berknalpot brong di depan Mapolsek Tiworo Tengah.
Merespons tindakan tersebut, seorang warga yang mengendarai sepeda motor Yamaha Jupiter diamankan oleh Bripda Hendi, anggota Polsek Tiworo Tengah yang tengah bertugas. Namun, tindakan ini berujung pada pemukulan terhadap Bripda Hendi oleh dua oknum prajurit TNI.
Kapolsek Tiworo Tengah, Ipda M Saleh, yang berada di lokasi langsung menarik Bripda Hendi ke dalam Mako guna menghindari bentrokan lebih lanjut. Namun, situasi semakin memanas ketika Briptu Rendi Supriadi yang berusaha melerai malah mendapat pukulan di tengkuk dari seorang oknum prajurit TNI bernama Pratu Rendi.
Sementara itu, Bripda Abdi Mahaputra, anggota Brimob Polda Sultra yang mendengar keributan dari rumahnya sekitar 500 meter dari lokasi, bergegas menuju Mapolsek. Di tengah perjalanan, ia bertemu Serda Ambo Nasir, seorang prajurit TNI lainnya. Bripda Abdi yang hendak menegur malah mendapat pukulan di kepala dari Serda Ambo, yang kemudian dibalas dengan pukulan di kepala bagian belakang.
Ketegangan terus berlanjut hingga keduanya kembali ke Tugu Rambutan, di mana Bripda Abdi kembali mendapat pukulan di bagian mulut dari Serda Ambo dan Pratu Rendi.
Tanggapan Pihak Berwenang
Komandan Korem 143 Halu Oleo, Brigjen TNI R Wahyu Sugiarto, membenarkan adanya insiden ini. Namun, ia menegaskan bahwa kejadian tersebut hanyalah kesalahpahaman antara pihak yang terlibat, yang ternyata merupakan teman SMA.
“Hasil pemeriksaan ternyata tidak seperti yang dikabarkan. Mereka sebenarnya kawan SMA, hanya salah paham,” ujar Brigjen Wahyu saat dikonfirmasi pada Senin (31/3).
Lebih lanjut, ia juga membantah adanya pengeroyokan dan menyebut bahwa prajurit TNI dari Kodim Kendari sebenarnya berusaha melerai prajurit dari Sulawesi Tengah.
“Tentara luar, bukan anggota saya. Tapi ini sudah diselesaikan,” pungkasnya.
Di sisi lain, Plt Kasi Humas Polres Muna, Iptu Bahrudin, menegaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah tindak lanjut terkait insiden ini. Pemeriksaan terhadap personel Polri yang terlibat sedang berlangsung, sementara sembilan warga telah diamankan untuk dimintai keterangan sebagai saksi.
“Kami masih mendalami peran masing-masing pihak,” ujar Iptu Bahrudin.
Dampak Insiden
Akibat bentrokan ini, Bripda Abdi mengalami luka robek di bibir bawah, sementara Bripda Hendi mengalami pendarahan di hidung dan harus mendapat perawatan medis di Puskesmas Tikep.( Red)
Kejadian ini menjadi perhatian publik, mengingat seharusnya malam takbiran menjadi momen penuh suka cita dan persaudaraan. Peristiwa ini juga menambah catatan insiden bentrokan antar aparat di Indonesia yang diharapkan tidak terulang di masa mendatang.
( Tim Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar