Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan


Arkeolog Temukan Liontin Kuno Bergambar Nabi Sulaiman AS Menombak Iblis di Turki

Minggu, 30 Maret 2025 | Minggu, Maret 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-30T02:02:40Z

 

CNEWS - Turki – Sebuah penemuan arkeologis langka mengungkap keberadaan jimat perunggu abad ke-5 di situs Hadrianopolis, Turki. Tim arkeolog dari Universitas Karabük menemukan liontin bercahaya ini terkubur dalam tanah, menampilkan sosok berkuda yang menghunus tombak ke arah makhluk tertunduk. Sosok tersebut diyakini menggambarkan Raja Solomon atau Nabi Sulaiman AS dalam Islam, sedang menusuk iblis dalam simbol kemenangan atas kejahatan.


Menurut Ersin Çelikbaş, arkeolog yang memimpin penggalian, liontin ini merupakan satu-satunya artefak sejenis yang pernah ditemukan di Anatolia. “Ini bukan sekadar perhiasan, tetapi simbol agama dan kekuasaan,” ujarnya, dikutip dari Live Science. Diyakini, jimat tersebut berfungsi sebagai perlindungan spiritual bagi pemiliknya dari kekuatan jahat.


Tulisan Yunani Kuno dan Nama Malaikat


Di kedua sisi liontin, terdapat inskripsi dalam bahasa Yunani kuno. Salah satu sisi berbunyi, "Tuhan kita mengalahkan kejahatan." Sisi lainnya mencantumkan nama empat malaikat agung dalam kepercayaan Abrahamik: Izrail, Jibril, Mikail, dan Israfil. Keberadaan nama-nama ini memperkuat dugaan bahwa liontin tersebut berperan sebagai jimat perlindungan bagi pemiliknya dari bahaya yang tak kasatmata.


Misteri dan Signifikansi Sejarah


Kisah Raja Solomon atau Nabi Sulaiman AS dikenal luas dalam tradisi Yahudi, Kristen, dan Islam, namun bukti arkeologis mengenai keberadaannya sebagai penguasa Israel kuno pada abad ke-10 SM masih terbatas. Penemuan liontin ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana sosoknya dihormati dan dipandang sebagai figur sakral yang memiliki kekuatan spiritual.


Para peneliti terus meneliti asal-usul serta penggunaan liontin ini. Artefak langka ini menambah pemahaman tentang kepercayaan dan praktik spiritual masyarakat abad ke-5 di Anatolia, serta memperkuat jejak pengaruh lintas budaya dalam sejarah keagamaan. (Red) 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update