Cnews - Sumut – Konflik Rusia-Ukraina yang kini memasuki tahun ketiga terus memanas. Pada Selasa malam, Ukraina meluncurkan serangan udara terbesar ke wilayah Rusia dengan target fasilitas militer, energi, dan logistik vital. Serangan ini menggunakan rudal balistik jarak jauh Amerika Serikat (ATACMS), rudal jelajah Storm Shadow buatan Inggris, serta puluhan drone yang menghancurkan sejumlah sasaran strategis di kedalaman wilayah Rusia.
Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa total 12 rudal, termasuk enam rudal ATACMS dan enam Storm Shadow, ditembakkan dalam serangan ini, didukung lebih dari 30 drone. Laporan ini menyebutkan bahwa serangan tersebut menghantam wilayah Bryansk, Saratov, Tula, dan Tatarstan, yang merupakan kawasan penting bagi logistik dan energi Rusia.
Sasaran Strategis Ukraina
Saratov menjadi salah satu daerah yang terdampak parah, di mana otoritas setempat menutup sekolah demi keselamatan warga. Di Republik Tatarstan, serangan drone menghantam tangki penyimpanan gas, memicu kebakaran besar yang melibatkan asap hitam tebal di kota Kazan. Kota Seltso di Bryansk, yang dikenal sebagai pusat industri kimia, juga dibombardir.
Gubernur Bryansk, Aleksandr Bogomaz, mengungkapkan bahwa 42 rumah rusak akibat puing-puing rudal yang berhasil ditembak jatuh oleh pertahanan udara Rusia. “Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam serangan ini,” ujar Bogomaz. Serangan juga memaksa sembilan bandara di wilayah tengah dan barat Rusia menghentikan operasional, meskipun rincian nama bandara tersebut tidak dirilis secara resmi.
Pengakuan Ukraina
Militer Ukraina secara terbuka mengklaim serangan tersebut sebagai yang "terbesar" sepanjang perang. "Kami berhasil menghancurkan fasilitas militer penjajah hingga 1.100 kilometer ke dalam wilayah Federasi Rusia," ungkap Staf Umum Ukraina melalui pernyataan resmi. Serangan ini disebut sebagai respons terhadap agresi Rusia yang terus menargetkan jaringan energi Ukraina.
Pasukan Ukraina mengklaim serangan ini dilakukan secara sistematis dengan drone yang berhasil melewati pertahanan udara Rusia, membuka jalan bagi rudal untuk menghantam target utama. Ukraina berjanji akan melanjutkan operasi ini hingga "agresi bersenjata Rusia dihentikan sepenuhnya."
Rusia Melancarkan Balasan
Di tengah tekanan, Rusia membalas dengan meluncurkan serangan drone ke wilayah Ukraina. Angkatan Udara Ukraina menyatakan berhasil menembak jatuh 58 drone buatan Iran yang diluncurkan oleh Rusia, sementara 21 lainnya dinetralisir melalui gangguan elektronik.
Pada saat yang sama, Rusia mengklaim kemajuan signifikan di garis depan Donetsk Timur. Kementerian Pertahanan Rusia menyebut telah merebut desa strategis Neskuchne dan Terny, yang berperan sebagai pusat logistik Ukraina. Rekaman serangan udara yang dipublikasikan Rusia menunjukkan penghancuran fasilitas militer di wilayah tersebut.
Ketegangan NATO-Rusia Semakin Memuncak
Serangan udara ini menegaskan keterlibatan senjata canggih Barat dalam perang. Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menuduh NATO sebagai pihak yang langsung terlibat, mengingat Ukraina tidak mungkin menggunakan teknologi canggih tanpa bantuan spesialis Barat.
Sementara itu, komunitas internasional terus memantau perkembangan konflik ini yang semakin memperburuk stabilitas regional dan global. Bagi warga sipil di kedua negara, perdamaian masih terasa jauh di tengah eskalasi yang semakin tak terkendali.( Tim-Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar