Proyek Paving Blok di Kelurahan Dolok Masihul Diduga Sarat Korupsi, Pemilihan Kepling Juga Jadi Sorotan
Cnews - Serdang Bedagai – Proyek pembangunan jalan setapak menggunakan paving blok di Lingkungan VI, Siderjo, Kelurahan Dolok Masihul, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, menuai kritik tajam dari masyarakat. Dengan anggaran Rp165 juta lebih, proyek ini diduga tidak sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan dianggap merugikan keuangan negara.
Proyek ini membangun jalan di area perladangan, seperti kebun singkong, sawit, dan karet menuju Pesantren Babul Ihzad. Meski baru selesai dikerjakan, jalan tersebut sudah mengalami kerusakan, memicu kekecewaan dan kontroversi di tengah masyarakat.
Kerusakan dan Dugaan Pelanggaran Teknis
Warga menyoroti pelaksanaan proyek yang dinilai tidak profesional. Pengerjaan tidak menggunakan alat pemadatan, seperti bomak atau compactor, pada tanah labil sehingga jalan menjadi cepat rusak. "Tanah di lokasi masih labil, sering dilalui truk pengangkut hasil panen. Seharusnya pengerasan jalan dilakukan dengan sertu (pasir dan batu), bukan paving blok yang kurang cocok untuk daerah perladangan," ujar salah seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Ketika dikonfirmasi, Lurah Dolok Masihul, Syahruddin Lubis, melalui whatsapp tentang kerusakan Jalan yang baru di bangun dan bersamaan tentang pemilihan kepala lingkungan yang di duga terselubung KKN , sampai pemberitaan ini di terbitkan lurah pekan Dolok Masihul Syahrudin Lubis tidak menjawab
Tuduhan dugaan KKN dan Proyek Tidak Tepat Sasaran
Tim Koalisi Pewarta, Aktivis LBH, dan LSM bersama warga mengadakan diskusi di sebuah warung kopi untuk membahas masalah ini. Mereka menilai pembangunan tidak tepat sasaran dan terkesan dipaksakan. "Proyek ini seperti pesanan tertentu dan tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan. Apakah ini upaya KKN? Kami harap pemerintah lebih bijak," ujar salah satu anggota tim koalisi.
Pemilihan Kepling yang Kontroversial
Selain proyek paving blok, masyarakat juga menyoroti kebijakan lurah dalam pemilihan Kepala Lingkungan yang di duga terselubung
Kepling 1, M. Khoir May, dan Kepling 4, Iwan, diganti dengan alasan tidak tinggal di lingkungannya. Namun, alasan tersebut dianggap tidak logis oleh warga karena sejumlah Kepling lain yang sudah berusia lanjut tidak diganti.
Keputusan penggantian Kepling 4 menjadi sorotan tajam karena posisinya diisi oleh seorang perempuan muda yang baru lulus kuliah dan belum menikah. "Ini keputusan yang prematur. Kebijakan ini mencurigakan, dan kami menduga adanya praktik KKN dalam pemilihan ini," ujar salah satu warga.H.Rangkuti
Harapan Masyarakat
Masyarakat Kelurahan Dolok Masihul berharap pemerintah lebih transparan dan bijak dalam merencanakan pembangunan maupun mengambil kebijakan administratif. Dana kelurahan harus dimanfaatkan secara tepat guna dan sesuai kebutuhan masyarakat. "Kami ingin pembangunan yang berorientasi pada kepentingan publik, bukan sekadar proyek asal jadi atau kepentingan kelompok tertentu," tegas seorang tokoh pemuda setempat H.Rangkuti bersama H.Pohan
Kasus ini menjadi sinyal penting bagi pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai untuk memperhatikan keluhan warga dan mengawasi pelaksanaan pembangunan di tingkat kelurahan.
( Tim - H²RP)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar