
Para petani mengeluhkan minimnya dukungan dari pemerintah daerah, sehingga mereka terpaksa beralih menanam ubi yang dianggap lebih menguntungkan. Kondisi ini terjadi di tengah kerugian yang dialami petani padi akibat serangan hama yang tak terkendali, dan kurangnya perhatian dari pihak berwenang.
Petani Merasa Ditinggalkan A. Hasudungan, salah satu petani padi yang terdampak, menyuarakan kekecewaannya terhadap janji-janji pemerintah yang tak pernah terealisasi. "Alat pengolahan tanah dan panen yang dijanjikan tidak pernah sampai. Pupuk subsidi semakin langka, dan irigasi rusak tak kunjung diperbaiki," tegasnya kepada media. Ia juga mengungkapkan bahwa serangan hama tikus dan burung telah menyebabkan gagal panen selama bertahun-tahun tanpa ada tindakan nyata dari pemerintah.
Desakan Terhadap Presiden Terpilih Merespons situasi yang semakin mengkhawatirkan, Koalisi Pewarta, LBH, dan LSM mendesak Presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk segera mengambil langkah konkret. Menurut mereka, ketahanan pangan seharusnya menjadi prioritas utama pemerintahan baru, namun di Serdang Bedagai, para petani padi merasa terabaikan.
"Kami berharap Presiden Prabowo segera mendengar jeritan kami. Stabilkan harga padi, perbaiki irigasi, dan berikan dukungan nyata kepada petani agar kami tidak semakin terpuruk," pinta Hasudungan, menutup keluhannya.
Langkah Tegas Ditunggu Presiden terpilih Prabowo Subianto, dalam pidatonya di gedung MPR, telah berjanji menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen pangan terbesar di dunia dengan memanfaatkan lahan subur yang belum digarap secara optimal. Namun, harapan besar kini bertumpu pada kebijakan nyata yang akan menyelamatkan lahan padi yang semakin menyusut di daerah-daerah seperti Serdang Bedagai.
Tanpa intervensi cepat dan tepat, alih fungsi lahan ini akan menjadi ancaman nyata bagi ketahanan pangan, baik di tingkat lokal maupun nasional.( Tim.Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar