CNEWS, MEDAN — Semrawutnya kabel jaringan telekomunikasi kembali menjadi luka lama yang terus dibiarkan menganga di Kota Medan. Di sepanjang Jalan Setia Budi, salah satu jalur utama kota yang ramai dan strategis, puluhan kabel diduga milik Telkom/Indihome tampak menggantung rendah, menyilang di persimpangan, dan sebagian bahkan menjuntai hingga hampir menyentuh tanah.
Kondisi itu bukan hanya memalukan bagi wajah kota terbesar ketiga di Indonesia, tetapi juga telah berubah menjadi ancaman serius bagi pengguna jalan. Sayangnya, hingga kini tak ada tindakan nyata dari pemilik jaringan maupun pemerintah daerah.
Situasi di Lapangan: Kabel Menjuntai, Melintasi Jalur Truk, dan Menempel di Tiang PLN
Pantauan tim media di lapangan menunjukkan:
1. Kabel-kabel menjuntai hingga setinggi bahu orang dewasa
Sejumlah kabel optik terlihat melorot dan bergerak ke kiri–kanan tertiup angin, posisinya sangat rendah sehingga rawan menyentuh pejalan kaki atau kendaraan roda dua.
2. Melintasi persimpangan jalan tanpa standar ketinggian
Di beberapa titik, kabel melintang di simpang besar dan berada di zona yang seharusnya steril karena rawan disangkut truk, bus pariwisata, maupun mobil bak tinggi.
3. Menumpang tiang listrik PLN tegangan tinggi
Temuan paling mencengangkan adalah kabel yang disatukan di tiang PLN, sebuah praktik yang tidak hanya melanggar estetika, tetapi juga mengundang bahaya korsleting dan percikan listrik, terutama saat musim hujan.
Yang lebih mengkhawatirkan: sebagian warga menduga kabel tersebut memiliki tegangan listrik tertentu akibat arus bocor dari jaringan PLN.
Jika terbukti, kondisi ini berpotensi menyebabkan:
- sengatan listrik pada warga,
- percikan api ketika terkena angin kencang,
- hingga kebakaran jika kabel putus dan mengenai material mudah terbakar.
Warga Kesal: “Medan Sudah Jadi Kuburan Kabel”
Pak Tarmin, warga Jalan Setia Budi yang setiap hari melintas, mengaku sudah lama resah dengan keberadaan kabel-kabel itu.
“Medan ini sudah mirip kuburan kabel. Keindahan kota hilang. Kita jadi takut, apalagi kalau hujan angin. Kabel bisa putus, terlontar ke mana-mana. Nempel pula di tiang PLN, apa nggak bahaya nanti kena masyarakat,” ujarnya.
Ia menyindir keras pemerintah yang dianggap tidak peka:
“Seandainya kabel itu nyangkut di mobil pejabat yang lewat, barulah mereka ribut. Selama cuma rakyat yang resah, ya dibiarkan.”
Aktivis Kota Medan: “Ini Bukan Sekadar Soal Kabel, Ini Bukti Ketidakmampuan Pemerintah Mengelola Kota”
Seorang aktivis pemerhati tata ruang dan infrastruktur kota Medan, yang meminta identitasnya tidak dipublikasi demi keamanan, menyebut persoalan ini sebagai skandal kecil yang menunjukkan besarnya kegagalan manajemen kota.
“Provider internet bebas menggantung kabel sesuka hati. Pemerintah diam. PLN diam. Dinas Tata Ruang tidak bertindak. Infrastruktur kota jadi berantakan seperti negara tanpa aturan,” katanya.
Ia menegaskan bahwa perusahaan telekomunikasi seharusnya:
- mengubur atau merapikan kabel optik sesuai standar nasional,
- menghapus kabel mati yang selama ini menggantung menjadi sampah visual,
- dan berkoordinasi dengan pemerintah sebelum pemasangan jaringan baru.
“Tidak bisa perusahaan hanya mencari uang lewat langganan internet, tapi tidak mau merawat jaringan. Itu merugikan publik,” tambahnya.
Dinas Tata Ruang dan Pemkot Medan Diduga Tidak Menjalankan Pengawasan
Dari penelusuran, ditemukan bahwa penertiban kabel seharusnya menjadi wewenang gabungan:
- Dinas Tata Ruang,
- Diskominfo,
- Satpol PP,
- Pemilik jaringan (Telkom dan ISP lain),
- serta PLN terkait penggunaan tiang listrik.
Namun di lapangan, tak satu pun terlihat melakukan pengawasan rutin. Banyak kabel tua, putus, dan tak terpakai menggantung seperti sampah udara yang tak pernah dipotong.
Warga menduga ada pembiaran karena:
- kurangnya koordinasi antarinstansi,
- adanya kepentingan bisnis,
- atau ketidakberanian menindak perusahaan besar.
Risiko Nyata Jika Dibiarkan: Dari Sengatan Listrik hingga Kecelakaan Lalu Lintas
Para ahli keselamatan menyebut kabel menjuntai bisa memicu:
● Kecelakaan fatal
Truk atau bus tinggi dapat tersangkut kabel, menyebabkan kabel putus dan mencelakakan pengendara lain.
● Arus bocor dan sengatan
Kabel yang menempel di tiang PLN berpotensi membawa arus meski bukan kabel tegangan tinggi.
● Kebakaran lokal
Korsleting bisa terjadi ketika kabel basah atau bergesekan saat angin kencang.
● Gangguan layanan internet
Kabel optik yang putus merugikan ribuan pelanggan Indihome di kawasan tersebut.
Seruan Publik: Pemerintah Harus Turun Tangan
Warga dan pemerhati kota menuntut agar:
- Pemerintah Kota Medan dan Pemprov Sumut segera mengeluarkan ultimatum kepada perusahaan telekomunikasi.
- Audit total jaringan kabel di Jalan Setia Budi dan jalur utama kota lainnya.
- Penertiban wajib terhadap kabel mengganggu dan kabel tidak terpakai.
- Sanksi tegas kepada perusahaan yang tidak mengindahkan standar keselamatan.
- Rekomendasi jangka panjang: percepatan proyek kabel bawah tanah seperti kota-kota metropolitan lainnya.
Medan Butuh Keberanian Politik
Persoalan kabel berserabut hanyalah satu dari sekian banyak wajah buruk tata kota Medan. Namun jika persoalan sesederhana ini saja pemerintah tidak bisa menuntaskan, maka sulit berharap banyak untuk perbaikan yang lebih besar.
Medan butuh bukan hanya pembangunan fisik — tetapi keberanian politik dan ketegasan hukum. ( RI/ RED)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar