CNEWS, Jayapura — Langkah cepat Gubernur Papua, Matius Derek Fakhiri, SH, MH, melepas ekspor 10 kontainer kayu olahan ke Shanghai, China, mendapat dukungan penuh dari aktivis Papua sekaligus Ketua LSM WGAB Papua, Yerry Basri Mak, SH, MH. Ekspor resmi yang dilepas pada 25 November 2025 melalui Pelabuhan Jayapura ini memuat 196,7814 m³ kayu olahan, menandai babak baru transformasi ekonomi Papua.
Bagi aktivis dan pemerhati kebijakan publik, langkah ini bukan sekadar rutinitas ekspor—melainkan lompatan strategis Papua menuju industri hilir yang berdaya saing global.
Papua Tidak Lagi Pemasok Bahan Mentah
Dalam prosesi pelepasan yang ditandai pengguntingan pita dan pembukaan kontainer, Gubernur Fakhiri menegaskan bahwa Papua kini memasuki era baru.
“Papua tidak lagi hanya mengirim bahan mentah. Hari ini kita menegaskan bahwa kita mampu mengelola, meningkatkan nilai tambah, dan berkompetisi dalam pasar global,” tegas Gubernur Fakhiri.
Acara turut dihadiri Wakil Gubernur Aryoko Rumaropen, PJ Sekda Papua Christian Sohilait, unsur Forkopimda, Pelindo, Balai Karantina, PT Sucofindo, serta Direktur PT Semarak Dharma Timber, Feri Thamsil.
Ekspor kayu olahan ini disebut selaras dengan misi “Papua Produktif”, strategi pembangunan ekonomi yang menempatkan hilirisasi, industrialisasi, dan daya saing sebagai pilar utama.
Dampak Ekonomi: Lapangan Kerja dan Industri Baru
Gubernur Fakhiri menegaskan bahwa percepatan industri pengolahan kayu akan mendorong:
- pembukaan lapangan kerja baru,
- penguatan ekonomi lokal,
- peningkatan aktivitas usaha di Jayapura dan wilayah sekitarnya,
- serta stabilitas rantai pasok industri berbasis hutan.
Ia juga mengingatkan komitmen pemerintah terhadap masyarakat adat sebagai pemilik hak ulayat.
“Saya titip masyarakat adat. Mereka pemilik hak ulayat. Jangan coba-coba bermain dengan mereka,” tegasnya.
Jayapura Menuju Pelabuhan Ekspor Langsung 2026
Direktur PT Semarak Dharma Timber, Feri Thamsil, mengungkapkan bahwa selain China, perusahaannya juga mengekspor produk kayu ke India dan Australia. Selama ini ekspor harus transit di Surabaya, namun kondisi itu akan berakhir pada 2026.
“Kami telah bernegosiasi dengan perusahaan pelayaran. Biaya di Jayapura kini setara dengan Surabaya, sehingga ekspor langsung tanpa transit sudah feasible. Seluruh dokumen ekspor pun kini bisa diproses di Papua,” jelas Feri.
Ekspor tahap kelima ini semakin memperkuat posisi Jayapura sebagai sumbu logistik timur dan simbol bahwa industrialisasi Papua berjalan lebih modern dan terukur.
Aktivis Papua: “Langkah Cepat dan Tepat”
Ketua LSM WGAB Papua, Yerry Basri Mak, memberikan apresiasi tinggi kepada pemerintah provinsi dan PT Semarak Dharma Timber.
“Ini langkah cepat dan tepat. Direktur PT Semarak Dharma Timber berani membuat terobosan besar: ekspor langsung ke Shanghai tanpa melewati Surabaya lagi. Ini luar biasa. Selain China, akan masuk ke pasar India dan Australia. Dampaknya jelas—akan membuka lapangan kerja bagi anak-anak Papua,” tegas Yerry.
Menurutnya, kebijakan ini menunjukkan bahwa Papua sedang bergerak menuju kemandirian ekonomi yang nyata. ( YBM)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar