Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Menyoal Bahaya di Balik Menara Telekomunikasi: Ancaman Kesehatan, Keamanan, dan Lingkungan yang Sering Diabaikan

Kamis, 30 Oktober 2025 | Kamis, Oktober 30, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-10-30T05:47:17Z

CNEWS| Batam  — Di balik gencarnya pembangunan tower telekomunikasi yang menjamur di kawasan permukiman, muncul kekhawatiran serius dari masyarakat mengenai potensi dampak negatif terhadap kesehatan, keamanan, dan lingkungan sekitar. Meski pemerintah dan operator kerap menegaskan bahwa menara komunikasi aman dan memenuhi standar, sejumlah pakar serta hasil penelitian independen menunjukkan masih adanya risiko tersembunyi yang patut diwaspadai.



Radiasi RF dan Risiko Kesehatan yang Masih Diperdebatkan


Salah satu isu paling krusial adalah paparan radiasi radiofrekuensi (RF) dari tower telekomunikasi. Sejumlah penelitian global mengaitkan paparan jangka panjang radiasi RF dengan peningkatan risiko gangguan saraf, penurunan kualitas tidur, hingga potensi kanker otak.
Kendati demikian, hasil riset tersebut masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan. Namun, para ahli kesehatan lingkungan menegaskan pentingnya prinsip kehati-hatian (precautionary principle), terutama bila tower didirikan terlalu dekat dengan sekolah, rumah warga, atau fasilitas umum.


“Masyarakat berhak dilindungi dari paparan berlebih radiasi elektromagnetik. Pemerintah seharusnya melakukan pengukuran berkala dan terbuka kepada publik,” ujar seorang peneliti kesehatan lingkungan dari Universitas Indonesia.

 

Risiko Keamanan Fisik: Tower Bisa Jadi Ancaman Nyata


Selain aspek kesehatan, risiko keamanan fisik juga tidak bisa diabaikan. Dalam beberapa kasus di Indonesia, menara komunikasi roboh akibat cuaca ekstrem dan gempa bumi, bahkan menimpa rumah warga di sekitarnya.
Faktor lain yang rawan adalah potensi kebakaran akibat korsleting listrik atau kelalaian teknis dari operator.


Kekhawatiran warga pun semakin besar ketika menara dibangun tanpa izin yang jelas (IMB/SLF) atau tidak melalui kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL). Situasi ini menimbulkan pertanyaan publik: apakah keselamatan warga dikorbankan demi kepentingan korporasi telekomunikasi?


Gangguan Visual dan Polusi Suara yang Mengusik


Dari sisi estetika dan kenyamanan lingkungan, tower telekomunikasi kerap menjadi gangguan visual yang merusak pemandangan permukiman. Bentuknya yang menjulang dan berkarat menimbulkan kesan kumuh dan menurunkan kualitas lingkungan.
Selain itu, kebisingan dari generator atau pendingin (AC outdoor) yang terus beroperasi siang malam menjadi sumber gangguan baru bagi warga sekitar.


“Kami tidak bisa tidur nyenyak karena suara mesin tower itu berdengung terus. Apalagi kalau malam, suaranya sangat jelas,” keluh seorang warga di kawasan Batam Center yang rumahnya berjarak kurang dari 15 meter dari tower.

 

Nilai Properti Menurun, Warga Jadi Rugi Ganda


Keberadaan tower di lingkungan pemukiman juga berdampak langsung terhadap nilai jual properti. Potensi risiko kesehatan dan keselamatan membuat calon pembeli atau penyewa rumah enggan berinvestasi di area yang berdekatan dengan tower.
Banyak warga mengaku mengalami penurunan nilai jual tanah dan rumah hingga 20–30 persen setelah tower berdiri.


Dampak terhadap Ekosistem dan Satwa Sekitar


Dampak radiasi elektromagnetik tidak hanya dirasakan manusia. Beberapa penelitian menunjukkan perubahan perilaku pada burung, serangga, dan hewan peliharaan di sekitar menara telekomunikasi.
Selain itu, tumbuhan yang tumbuh di area radiasi tinggi dilaporkan mengalami perlambatan pertumbuhan dan penurunan tingkat kesuburan.


Desakan Evaluasi Nasional


Masyarakat sipil kini mendesak pemerintah untuk meninjau ulang izin pembangunan tower di kawasan padat penduduk dan memastikan pengawasan ketat oleh instansi teknis.
Transparansi data mengenai tingkat radiasi, kepatuhan terhadap standar keselamatan, serta keterlibatan masyarakat dalam proses perizinan dinilai mutlak diperlukan agar publik tidak lagi menjadi korban diam dari modernisasi digital.


“Kita bukan menolak kemajuan teknologi, tapi harus ada keseimbangan antara kebutuhan jaringan dan keselamatan warga,” tegas salah satu aktivis lingkungan Batam. ( Tim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update