CNEWS | JAKARTA, 10 Oktober 2025 —
Sinergi besar antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) tengah digagas untuk memperkuat fondasi ekonomi rakyat menuju Indonesia Emas 2045.
Fungsionaris Kadin Pusat Solon Sihombing dan Menteri Koperasi Ferry Juliantono sepakat bahwa koperasi harus menjadi pilar utama pembangunan ekonomi nasional, berdampingan dengan BUMN dan sektor swasta sebagai tiga kekuatan utama ekonomi bangsa.
Langkah strategis ini menandai babak baru bagi gerakan koperasi Indonesia, seiring diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 39 Tahun 2025 — perubahan kedua atas PP No.96/2021 tentang kegiatan usaha pertambangan minerba, yang memberi izin pengelolaan tambang bagi koperasi dan organisasi rakyat hingga 2.500 hektar untuk mineral logam.
Solon Sihombing: “Koperasi Adalah Sokoguru Ekonomi Nasional”
Dalam pernyataannya kepada media, Solon Sihombing, fungsionalis Kadin Pusat yang dikenal sebagai tokoh senior gerakan koperasi, menegaskan bahwa koperasi adalah sokoguru perekonomian nasional sebagaimana digagas oleh Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia.
“Koperasi harus kembali mendapat dukungan kuat dari seluruh elemen bangsa. Bersama BUMN dan sektor swasta, koperasi adalah tiga pilar utama kekuatan ekonomi nasional — sebagaimana diharapkan Menteri Koperasi dan Ketua Umum Kadin, Bapak Anindya Bakrie,” ujar Solon di Jakarta.
Solon juga mengisahkan keterlibatannya sejak era 1980-an dalam mengembangkan koperasi nasional, termasuk mendirikan Koperasi Lembaga Purnakarya . Yang didirikan Alm Ayah saya di Lingkungan Perkebunan PTP BUMN Sumut - Aceh di mana ia menjabat sebagai Dewan Pengawas.
Ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali semangat “Astacita”, delapan cita-cita ekonomi rakyat yang menempatkan koperasi sebagai motor kesejahteraan dan kemandirian bangsa.
“Harapan saya, koperasi dapat menjadi kekuatan baru perekonomian nasional, apalagi kini muncul berbagai bentuk koperasi seperti koperasi desa, koperasi merah putih, koperasi universitas, koperasi tani, dan koperasi di lingkungan organisasi besar seperti HKTI,” tambahnya.
Menurut Solon, kolaborasi antar koperasi perlu diarahkan pada sinergi ekonomi terintegrasi, agar koperasi mampu menjadi mitra strategis nasional yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
“Dengan kolaborasi, koperasi bisa menjadi kekuatan ekonomi yang menjembatani masyarakat dari tingkat bawah hingga atas. Ini adalah bentuk komitmen kami terhadap penguatan koperasi dan perekonomian nasional,” tutup Solon.
Menkop Ferry Juliantono: “Kadin Harus Jadi Kakak Asuh Koperasi Desa Merah Putih”
Dalam forum Diskusi Monthly Economic Diplomacy Breakfast (K-MED) yang diselenggarakan oleh Kadin Indonesia di Jakarta, Jumat (10/10/2025), Menteri Koperasi dan UKM Ferry Juliantono menyerukan agar Kadin menjadi mitra strategis Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di seluruh Indonesia — terutama dalam sektor industri dan pertambangan.
“Saya meyakini kolaborasi dengan Kadin akan menjadi gerakan yang dahsyat, terutama dalam operasionalisasi Kopdes Merah Putih di desa-desa,” ujar Ferry.
Ia menjelaskan, koperasi desa kini memiliki ruang baru untuk mengelola sumber daya alam, termasuk sektor pertambangan rakyat, berkat terbitnya PP 39/2025.
“Sekarang koperasi boleh mengelola tambang mineral seluas 2.500 hektar. Jadi, jangan kaget kalau tahun depan banyak orang koperasi sudah seperti pengusaha Kadin,” ucapnya disambut antusias peserta forum.
Namun Ferry mengingatkan, peluang besar ini juga diiringi dengan tantangan serius pada kapasitas kelembagaan koperasi. Banyak koperasi dinilai masih memiliki keterbatasan dalam pengelolaan bisnis pertambangan dan industri.
“Di sinilah pentingnya peran Kadin sebagai kakak asuh bagi koperasi, agar mereka mampu mengelola potensi tambang secara profesional dan berkelanjutan,” tegasnya.
Menurut Ferry, dukungan Kadin juga krusial untuk peningkatan produktivitas pertanian dan pengolahan hasil panen. Ia meminta Kadin membantu penyediaan alat pasca panen, seperti mesin pengering, penyimpanan dengan atmosfer terkontrol, dan fasilitas logistik yang efisien.
Tujuannya agar hasil pertanian yang dikelola Kopdes Merah Putih dapat bersaing di pasar nasional dan ekspor.
“Selama ini kantong-kantong kemiskinan justru berada di sekitar sumber daya alam. Dengan koperasi berbasis masyarakat lokal, kita bisa menghadirkan kemandirian sosial dan empati terhadap masalah ekonomi rakyat,” kata Ferry.
Anindya Bakrie: “Kadin Siap Jadi Mitra Strategis Gerakan Koperasi Nasional”
Menanggapi ajakan tersebut, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menyatakan dukungan penuh terhadap inisiatif Kemenkop. Ia menegaskan bahwa Kadin adalah mitra strategis pemerintah dalam membangun ekonomi nasional yang inklusif dan berkeadilan.
“Kadin menaungi seluruh elemen ekonomi — BUMN, koperasi, dan UMKM. Kami siap menjadi mitra Kopdes Merah Putih dan memperluas sinergi hingga ke luar negeri,” ujar Anindya.
Ia menambahkan bahwa Kadin telah menjalankan berbagai program sosial-ekonomi seperti Pasar Murah, Kemitraan UMKM–Korporasi, dan Misi Dagang Global, yang semuanya dapat diintegrasikan dengan gerakan Kopdes Merah Putih.
“Koperasi harus menjadi bagian dari arus besar industrialisasi rakyat. Kolaborasi antara Kadin, koperasi, dan pemerintah akan menjadi mesin penggerak ekonomi Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Koperasi dan Kadin: Arah Baru Ekonomi Rakyat yang Terintegrasi
Sinergi antara Kemenkop, Kadin, dan gerakan koperasi nasional ini dinilai sebagai momentum penting dalam mengembalikan koperasi ke posisi strategis dalam perekonomian Indonesia.
PP Minerba 2025 yang memberi ruang bagi koperasi mengelola sektor tambang menjadi simbol kebijakan afirmatif pemerintah untuk pemerataan kepemilikan sumber daya alam oleh rakyat.
Kadin menilai, dengan pendampingan profesional, sistem pembiayaan modern, dan tata kelola transparan, koperasi dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas, sekaligus menjembatani sektor informal dengan industri nasional.
Langkah ini juga selaras dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang menekankan pembangunan ekonomi gotong royong dan kemandirian nasional sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
Catatan Redaksi
Momentum kolaborasi Kadin dan Kemenkop ini dinilai oleh Wantim Kadin sebagai titik balik sejarah ekonomi rakyat. Koperasi bukan lagi entitas pinggiran, melainkan bagian integral dari arsitektur ekonomi nasional — berdiri sejajar dengan BUMN dan korporasi swasta besar, dalam satu visi: kemandirian ekonomi berbasis gotong royong. (Red CN)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar