CNEWS, Jakarta — Hubungan diplomatik Indonesia dan Brasil memasuki babak baru yang kian solid dan strategis. Sejalan dengan meningkatnya intensitas kerja sama kedua negara dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia akan menjadi tuan rumah Indonesia–Brazil Business Forum 2025 pada 23 Oktober 2025 di The Astor Ballroom, St. Regis Hotel, Jakarta, bertepatan dengan kunjungan kenegaraan Presiden Federasi Republik Brasil, H.E. Luiz Inácio Lula da Silva.
Forum ini digelar oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia) bersama ApexBrasil, sebagai langkah mempertegas komitmen kedua negara dalam memperluas kolaborasi ekonomi, investasi, dan perdagangan yang saling menguntungkan. Agenda ini menjadi momentum diplomasi ekonomi penting pasca keberhasilan forum perdana di Rio de Janeiro pada 17 November 2024, yang turut dihadiri Presiden RI saat itu, Prabowo Subianto.
Pengamat hubungan internasional, Solon Sihombing, menilai forum ini menjadi peluang besar bagi Indonesia memperkuat kemitraan strategis dengan Brasil, terutama dalam konteks pengembangan program MBG.
“Brasil merupakan negara yang paling sukses menyelenggarakan MBG selama 11 tahun sejak 1955. Kita berharap program MBG ini dapat terlaksana dengan baik di Indonesia, terlebih saat ini telah menjadi salah satu program nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto,” ujar Solon Sihombing.
Ia juga berharap kunjungan Presiden Lula da Silva ke Jakarta membawa hasil konkret bagi Indonesia, khususnya melalui forum bisnis dan pertemuan bilateral antara kedua kepala negara dan KADIN.
“Hubungan Indonesia dan Brasil selama ini sangat erat. Kita harapkan dari pertemuan ini muncul terobosan baru yang memperkuat kerja sama di berbagai bidang,” tambahnya.
Hubungan Bilateral Kian Kokoh dan Bernilai Strategis
Sejak menjalin hubungan diplomatik pada 1953, Indonesia dan Brasil terus memperkuat posisi sebagai mitra strategis lintas kawasan. Brasil dipandang sebagai kekuatan utama di Amerika Latin, sementara Indonesia memainkan peran sentral di ASEAN. Keduanya memiliki kesamaan visi dalam isu global, termasuk komitmen pada tatanan dunia multipolar serta penguatan kolaborasi negara-negara Selatan (Global South) melalui keanggotaan di G20 dan BRICS.
Kerja sama bilateral juga menunjukkan kemajuan signifikan. Pada 2024, nilai perdagangan Indonesia–Brasil mencapai US$6,34 miliar, menjadikan Brasil mitra dagang utama Indonesia di kawasan Amerika Selatan. Nilai investasi Brasil di Indonesia tercatat US$299 juta, sementara investasi Indonesia di Brasil menembus US$365 juta.
Langkah konkret untuk mempererat hubungan masyarakat, pariwisata, hingga dunia usaha turut diwujudkan melalui kebijakan bebas visa bagi warga negara Brasil yang berkunjung ke Indonesia mulai 2025.
Forum Fokus pada Transformasi Ekonomi Berkelanjutan
Indonesia–Brazil Business Forum 2025 diarahkan untuk memperkuat kemitraan di sektor prioritas yang berdampak jangka panjang, antara lain:
• Penguatan kerja sama sektor energi hijau, pertanian berkelanjutan, dan teknologi selaras dengan Indonesia–Brazil Revitalised Plan of Action 2023–2026.
• Fasilitasi dialog tingkat tinggi antara pemimpin pemerintahan, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan strategis.
• Pembahasan peluang investasi baru, termasuk pengembangan biofuel, pengelolaan sumber daya maritim, dan hilirisasi industri.
Pada edisi 2024 di Rio de Janeiro, forum tersebut menghasilkan lima nota kesepahaman (MoU) dengan nilai investasi mencapai US$2,65 miliar pada sektor energi terbarukan, pertanian berkelanjutan, dan teknologi. Capaian itu diharapkan meningkat pada penyelenggaraan tahun ini di Jakarta.
Perkuat Fondasi Diplomasi Ekonomi Indonesia–Brasil
Forum ini diproyeksikan menjadi katalis yang menerjemahkan komitmen politik kedua kepala negara menjadi kemitraan ekonomi nyata. Selain mempercepat implementasi agenda strategis dalam Plan of Action 2023–2026, forum tersebut mempertegas posisi Indonesia dan Brasil sebagai kekuatan koalisi negara berkembang dalam mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan berketahanan.
“Indonesia–Brazil Business Forum 2025 bukan sekadar forum bisnis, melainkan simbol keseriusan kedua negara dalam memperkuat persahabatan, menciptakan peluang investasi baru, serta berkontribusi terhadap stabilitas dan kesejahteraan global,” tulis penyelenggara dalam pernyataan tertulis.
Untuk informasi lebih lanjut, penyelenggara forum dapat dihubungi melalui Hilmi Kartassamita. (Tim/RI)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar