Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

FORUM PENGHUNI SELAMBO GELAR AKSI DEPAN POLRESTABES MEDAN, TUNTUT TEGAKKAN HUKUM ATAS PENYERANGAN MAFIA LAHAN

Senin, 04 Agustus 2025 | Senin, Agustus 04, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-08-04T06:10:22Z


CNews , Medan – 4 agustus 2025  - Ratusan warga yang tergabung dalam Forum Perumahan Penghuni Sejahtera Masyarakat Selambo menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolrestabes Medan, Senin (4/8/2025). Aksi ini digelar sebagai bentuk protes atas lambannya penanganan hukum terhadap pelaku penyerangan terhadap warga penghuni lahan garapan di kawasan Selambo, Kecamatan Medan Amplas.


Pantauan di lokasi, demonstrasi mulai memadati gerbang masuk Polrestabes sejak pagi dan hingga mendekati waktu salat Zuhur, massa masih bertahan di area pintu masuk markas kepolisian. Mereka membentangkan spanduk dan berorasi secara bergantian, menuntut kejelasan proses hukum terhadap para pelaku kekerasan yang diduga kuat merupakan bagian dari sindikat mafia tanah.


“Sudah cukup lama kami menanti keadilan, tapi para pelaku penyerangan terhadap warga kami masih bebas. Kami menduga ada permainan untuk menguasai lahan yang sudah kami huni dan garap puluhan tahun,” ujar salah satu koordinator aksi.


Menurut warga, aksi penyerangan terhadap para penghuni terjadi secara brutal, dengan indikasi keterlibatan pihak-pihak luar yang memiliki kepentingan untuk mengambil alih lahan. Mereka menilai aparat penegak hukum belum bersikap tegas dan transparan dalam menindak para pelaku.


“Ini bukan sekadar konflik horizontal. Ada dugaan kuat bahwa mafia tanah sengaja diorganisir untuk mengintimidasi dan mengusir kami dari lahan garapan yang sah kami tempati,” tambahnya.


Warga mendesak Kapolrestabes Medan agar segera mengungkap aktor intelektual di balik aksi penyerangan dan memproses hukum seluruh pihak yang terlibat tanpa pandang bulu. Mereka juga meminta perlindungan hukum agar tidak terjadi lagi kekerasan dan pengusiran secara sewenang-wenang.


Aksi ini menjadi sorotan karena mengangkat isu klasik di Kota Medan: konflik agraria akibat lemahnya pendataan tanah, tumpang tindih kepemilikan, serta dugaan kongkalikong antara oknum aparat dan mafia tanah. Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Polrestabes Medan terkait tanggapan terhadap tuntutan massa. ( M.Sihombing) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update