![]() |
Poto ilustrasi empat orang bule dari google |
CNEWS - Serdang Bedagai | Aksi kejahatan terorganisir dengan modus hipnotis kembali menghantui warga Kabupaten Serdang Bedagai. Kali ini, seorang sales rokok bernama H. Pohan menjadi korban sindikat yang diduga melibatkan warga negara asing (WNA) berkulit putih atau biasa disebut "bule". Insiden terjadi di depan toko sembako Dedi Kelurahan Pekan Dolok Masihul, Kecamatan Dolok Masihul, pada Jumat (9/5) sekitar pukul 18.30 WIB.
![]() |
Tokoh Pemuda Kecamatan Dolok Masihul |
Menurut pengakuan korban kepada tim investigasi CNEWS, dua pria asing berambut pirang dan bertubuh besar mendekatinya dengan alasan menukar dua lembar uang pecahan Rp50.000 menjadi selembar Rp100.000. Namun, hanya dalam hitungan menit, H. Pohan mengaku kehilangan kesadaran dan tanpa sadar menyerahkan uang senilai Rp4.000.000 dari total uang setoran sebesar Rp11.000.000.
“Saya tidak sadar saat tangan saya disentuh bule itu. Lalu tanpa pikir panjang saya membuka tas, mengambil uang, dan menyerahkannya. Saya tetap diajak bicara seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Setelah mereka pergi, barulah saya tersadar dan menyadari uang saya berkurang,” ujar H. Pohan.
Beruntung, aksi tersebut segera dihentikan oleh pemilik toko, Dedi, yang curiga melihat gelagat aneh korban. Jika tidak cepat diintervensi, seluruh uang setoran korban diperkirakan akan raib.
Informasi dari warga menyebutkan bahwa sindikat tersebut beranggotakan sekitar empat orang, seluruhnya berpenampilan bule, dan menggunakan mobil Avanza hitam keluaran terbaru. Mereka diduga telah beroperasi di sejumlah titik di Kecamatan Dolok Masihul sejak jumat sore dengan modus yang sama.
Dari data yang dihimpun tim CNEWS, sedikitnya dua korban lain telah melapor mengalami kejadian serupa: seorang penjual ikan di Desa Martebing sekitar pukul 17.00 WIB dan seorang pedagang buah di Desa Kerapuh pada pukul 17.30 WIB.
Tokoh pemuda setempat, Hamdan Rangkuti, membenarkan adanya laporan aktivitas mencurigakan oleh warga terhadap sekelompok orang asing di kawasan tersebut. “Warga sudah beberapa kali melihat pergerakan mencurigakan, terutama mobil yang sama mondar-mandir ke toko-toko kecil,” ungkapnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian. Namun masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap modus penipuan dengan teknik hipnotis yang menyasar pelaku usaha kecil di kawasan pedesaan.
Kasus ini menyoroti lemahnya pengawasan terhadap WNA yang masuk dan beroperasi di wilayah lokal, serta mendesak aparat untuk segera bertindak tegas guna mencegah korban lebih banyak lagi.
(Tim Inv)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar