Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan


Proyek Kota Deli Megapolitan: Transformasi Ekonomi atau Kepentingan Elite?

Rabu, 19 Maret 2025 | Rabu, Maret 19, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-03-19T15:22:49Z

 


CNEWS - Deli Serdang - Rabu 19 Maret 2025  – Proyek ambisius Kota Deli Megapolitan terus menjadi sorotan publik. Dalam pernyataannya yang di kutip dari salah satu  media online  cahayanewskepri.com  pada Selasa (18/3/2025), Irawan, General Manager CitraLand Sampali, mengungkapkan bahwa melalui proses yang matang, Kota Deli Megapolitan akhirnya meluncurkan proyek perumahan CitraLand Helvetia, CitraLand Tanjung Morawa, dan CitraLand City Sampali. Ke depan, proyek ini diklaim masih akan terus berkembang, dengan harapan mendorong pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Deli Serdang dan Sumatera Utara.


Namun, proyek raksasa ini tidak lepas dari berbagai isu kontroversial, termasuk dugaan bahwa lahan yang digunakan merupakan aset PTPN II. Meski demikian, pengembang tetap optimistis bahwa Kota Deli Megapolitan akan menjadikan Deli Serdang sebagai pusat bisnis terbesar di Sumatera. Dengan dukungan infrastruktur jalan tol yang sedang dibangun pemerintah, kawasan ini diharapkan menjadi pintu gerbang barat Pulau Sumatera bagi para investor.


Transformasi Deli Serdang Menjadi Pusat Ekonomi?


Isu berkembang bahwa Kabupaten Deli Serdang akan difokuskan menjadi pusat perekonomian, perdagangan, dan pendidikan. Klaim ini didasarkan pada potensi pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, terutama dengan hadirnya berbagai proyek properti yang menyerap ribuan tenaga kerja.


Dalam proyek CitraLand Helvetia, CitraLand Tanjung Morawa, dan CitraLand Sampali, mayoritas tenaga kerja yang terserap berasal dari warga lokal, terutama dalam sektor konstruksi. Mulai dari tukang bangunan, pemasok bahan material seperti pasir, kerikil, batu bata, kaca, aluminium, dan ubin semen, hingga pekerja di sektor lainnya.


Pemerintah pun memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) bagi industri real estate untuk mendukung roda perekonomian dari hulu ke hilir. Tak hanya dalam tahap pembangunan, ke depannya, proyek ini juga akan menciptakan kebutuhan besar bagi tenaga kerja profesional di bidang perkantoran, restoran, serta pusat bisnis dan komersial kelas atas.


Isu Kepemilikan Lahan dan Keuntungan bagi Segelintir Elite


Meski disebut sebagai proyek untuk kepentingan masyarakat, muncul kekhawatiran bahwa pengembangan Kota Deli Megapolitan lebih menguntungkan kelompok elite. Isu kepemilikan lahan yang diduga berasal dari aset PTPN II masih menjadi perdebatan.


Sebagian pihak menilai bahwa proyek ini berpotensi memberikan keuntungan besar bagi investor properti dan pengembang, sementara masyarakat umum hanya mendapatkan kesempatan sebagai pekerja kasar. Bahkan, beberapa kalangan mengkritisi bahwa pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan tidak serta-merta dirasakan oleh seluruh warga, melainkan hanya segelintir orang yang memiliki akses terhadap proyek ini.


Dukungan atau Hambatan?


Pihak pengembang menegaskan bahwa proyek Kota Deli Megapolitan telah menjalin kerja sama dengan Kementerian BUMN dan pihak terkait lainnya. Mereka juga meminta dukungan dari masyarakat agar proyek ini berjalan lancar dan benar-benar memberikan manfaat bagi warga Deli Serdang serta Sumatera Utara.


Namun, dengan berbagai isu yang berkembang, pertanyaannya adalah: Apakah Kota Deli Megapolitan benar-benar menjadi simbol pembangunan yang progresif dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat? Ataukah proyek ini hanya menguntungkan segelintir elite dan investor?


Waktu yang akan membuktikan apakah Kota Deli Megapolitan benar-benar membawa kemajuan bagi Deli Serdang atau justru menjadi proyek yang lebih berpihak pada kepentingan pemodal besar. Masyarakat kini menanti transparansi dan kejelasan dari pihak terkait, terutama dalam aspek kepemilikan lahan, dampak lingkungan, serta akses bagi warga lokal terhadap manfaat ekonomi yang dijanjikan. ( TimRi) 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update