Sabtu 12 Jul 2025

Notification

×
Sabtu, 12 Jul 2025

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Pangulu Nagori Bandar Maruhur Kec Silau Kahean Kab Simalungun Di Duga Korupsi Dana Desa

Sabtu, 16 November 2024 | Sabtu, November 16, 2024 WIB | 118 Views Last Updated 2024-11-15T17:07:11Z

 

Kantor Pangulu Nagori Bandar Maruhur Memprihatinkan, Perlu Di Pertanyakan Milyaran Penggunaan Dana Desa


Simalungun — Kantor Pangulu di Desa Nagori Bandar Maruhur, Kecamatan Silau Kahean, Kabupaten Simalungun, kini menjadi sorotan karena kondisinya yang sangat memprihatinkan. Gedung yang seharusnya menjadi pusat pelayanan publik ini tampak terbengkalai dan kumuh, bahkan disebut-sebut menyerupai kandang ternak. Aroma tak sedap dan suasana yang tak terawat menggambarkan fasilitas yang jauh dari layak untuk melayani masyarakat setempat.


Kondisi kantor pangulu ini bertentangan dengan visi pemerintah pusat untuk menyediakan layanan publik yang bersih, nyaman, dan mendukung proses digitalisasi desa. Warga Desa Nagori Bandar Maruhur pun mulai mempertanyakan pengelolaan anggaran desa yang telah dikucurkan pemerintah pusat. Harapan masyarakat agar dana tersebut dapat digunakan untuk perbaikan fasilitas kantor pangulu hingga saat ini belum terwujud, menimbulkan kekecewaan dan kekhawatiran mengenai pengelolaannya.


Selain tampilan kantor yang tak layak, keberadaan bendera merah putih yang lusuh dan robek di halaman kantor semakin memperkuat kesan kurangnya perhatian terhadap simbol negara. Kondisi ini dianggap sebagai pelanggaran Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan, yang mengatur penghormatan terhadap lambang negara.


Tim Koalisi Pewarta Aktivis LBH dan LSM yang mengunjungi kantor pangulu ini menyampaikan keprihatinan mereka terhadap pengelolaan dana desa. "Pemerintah Kabupaten Simalungun dan pemerintah pusat harus lebih ketat dalam mengawasi penggunaan dana desa agar tidak menimbulkan persepsi negatif di tengah masyarakat," ujar seorang anggota tim koalisi.


Camat Silau Kahean, Bil Saragih, yang dikonfirmasi melalui WhatsApp, mengungkapkan bahwa pihaknya telah meminta pangulu untuk segera mengambil tindakan perbaikan. “Sudah kita sampaikan kepada pangulunya untuk ditindaklanjuti,” ujarnya singkat.


Namun, berbeda dengan respons camat, pangulu yang akrab disapa “Pangulu Slank” hingga kini belum memberikan tanggapan terkait kondisi kantornya. Permintaan konfirmasi yang berulang kali dilakukan oleh tim koalisi melalui WhatsApp pun tak kunjung dijawab, memunculkan dugaan bahwa pangulu mungkin tidak peduli dengan kepentingan publik. Beberapa warga bahkan mulai curiga adanya indikasi korupsi dalam penggunaan dana desa.


Selain kondisi kantor yang kumuh, ketidakhadiran pangulu di kantor selama jam kerja juga menjadi keluhan warga. Menurut G. Manik, salah satu warga setempat, pangulu sering kali tidak berada di kantor, dan panggilan telepon dari warga sering kali tak diangkat. Hal ini menambah rasa kecewa masyarakat terhadap kinerja pangulu mereka.

Masyarakat berharap pemerintah daerah segera bertindak, memperbaiki kondisi kantor desa, dan memastikan penggunaan anggaran desa dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab demi meningkatkan kualitas pelayanan publik. ( Koal/tim)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update