Serdang Bedagai – Kesabaran warga Desa Bukit Cermin, Kecamatan Dolok Masihul, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, telah habis. Setelah bertahun-tahun menunggu janji perbaikan tanggul jebol yang tak pernah terealisasi, masyarakat akhirnya mengusir tim Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Sumatera Utara yang berkunjung ke desa mereka.
Kepala Desa Bukit Cermin, Sumarji, mengungkapkan bahwa BWS Sumut telah berjanji untuk membangun bronjong sebagai solusi permanen atas masalah tanggul yang sering jebol dan menyebabkan banjir besar di desa. Sumarji bahkan telah menyiapkan jalan khusus menggunakan alat berat miliknya sesuai permintaan BWS, namun hingga kini, janji tersebut tak pernah terpenuhi.
Banjir akibat tanggul jebol terus mengancam warga, dengan air yang sering mencapai setinggi dada orang dewasa dan merendam rumah-rumah. Meski Kepala BWS Sumut, Saipul, bersama jajarannya, termasuk Kepala Bidang PU Sergai, Heru, telah turun langsung ke lokasi pada 2023, hingga tahun 2024 tidak ada langkah konkret yang diambil untuk memperbaiki tanggul tersebut.
"Kami muak dengan janji manis BWS. Masyarakat sudah habis kesabaran dan akhirnya mengusir mereka," ujar seorang warga yang aktif memantau situasi desa.
Upaya untuk mendapatkan klarifikasi dari PPK OP BWS Sumatera 2 Medan, Sulastri Sihotang, melalui pesan WhatsApp ( 08137571xxx) belum membuahkan hasil. Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi yang diberikan oleh pihak BWS, meski hal tersebut sangat diperlukan demi memenuhi prinsip keterbukaan informasi publik sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2008.
AK. Silitonga, Ketua LSM Gempur yang juga bagian dari koalisi wartawan, aktivis LBH, dan LSM, menyatakan kekecewaannya atas janji-janji yang tidak terealisasi. "Sebagai pejabat pemerintah, setidaknya jangan memberikan harapan kosong kepada masyarakat. Kami mendesak Bupati Serdang Bedagai untuk segera mengambil tindakan terkait masalah tanggul jebol yang menjadi ancaman serius bagi warga Bukit Cermin," tegasnya.
Warga kini menuntut BWS Sumut segera menepati janji mereka untuk memperbaiki tanggul secepat mungkin. Jika tidak, ancaman banjir terus menghantui desa, yang berpotensi menelan korban jiwa dan menghancurkan mata pencaharian warga.
(Tim RI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar