CNews, Deliserdang – Sumatera Utara.
Ketegangan politik dan hukum kembali memanas di Sumatera Utara. Ribuan kader organisasi masyarakat Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya pimpinan Hercules Rosario Marshal berencana menggeruduk gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta. Mereka mendesak pengusutan dugaan korupsi proyek jalan di Dinas PUPR Sumut dan kasus Blok Medan.
Rencana aksi besar-besaran ini mencuat setelah markas DPD GRIB Jaya Sumut dirobohkan tim gabungan TNI, Polri, Satpol PP, dan Pemkab Deliserdang pada Kamis (14/8/2025). Bangunan yang berada di Desa Namorubejulu, Kecamatan Kutalimbaru itu dituding berkedok sebagai markas ormas, namun faktanya diduga kuat menjadi diskotek ilegal “Marcopolo” sekaligus sarang peredaran narkoba.
Bobby: Silakan Demo, Itu Wajar
Menanggapi ancaman demo berjilid-jilid ke KPK, Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menegaskan tidak mempermasalahkannya.
“Ya gak apa-apa, mau gimana lagi. Mau didemo ataupun GRIB ke KPK, itu hal wajar saja,” ujar Bobby usai upacara HUT ke-80 RI di Lapangan Astaka, Deliserdang, Minggu (17/8/2025).
Bobby menekankan, pembongkaran markas GRIB bukan tanpa dasar. Selain tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB) maupun persetujuan bangunan gedung (PBG), lokasi tersebut juga kerap dilaporkan masyarakat sebagai pusat penyalahgunaan narkoba.
“Kami menindaklanjuti keresahan masyarakat. Ditambah, informasi dari Kapolda menyebutkan ada transaksi narkoba di sana. Maka tindakan tegas harus diambil,” kata Bobby.
GRIB Membantah, Tuding Ada Ketidakadilan
Sekjen DPP GRIB Jaya, Zulfikar, membantah tuduhan bahwa gedung tersebut masih beroperasi sebagai diskotek.
“Diskotek Marcopolo sudah lama tutup. Itu hanya kantor DPD GRIB Sumut,” kilahnya.
Namun, ia tak menampik bahwa bangunan itu memang tidak memiliki izin resmi. Ia justru menuding pemerintah tebang pilih.
“Saya minta bangunan tak berizin lain juga dibongkar. Jangan kami saja yang dihancurkan. Kalau Bupati ingin tegakkan aturan, kami dukung. Tapi harus adil,” ujarnya dengan nada tinggi.
Markas GRIB: Dari Diskotek ke Ormas
Bangunan di tengah perkebunan sawit milik PTPN II itu bukan nama baru dalam dunia hiburan malam ilegal.
Awalnya, ia dikenal sebagai Diskotek Sky Garden, lalu berubah menjadi Key Garden, sebelum akhirnya berganti nama Marcopolo. Setelah Samsul Tarigan dilantik Hercules sebagai Ketua DPD GRIB Sumut pada Juli 2024, lokasi itu dialihfungsikan menjadi “Markas Besar GRIB Jaya Sumut”.
Namun riwayat kelam diskotek ini tetap melekat. Laporan masyarakat, operasi kepolisian, hingga jejak narkoba membuat pemerintah akhirnya turun tangan.
Bentrok Saat Pembongkaran: Pangdam Dilempari Batu
Proses eksekusi pembongkaran berlangsung panas. Anggota GRIB sempat menghadang alat berat ekskavator. Bahkan, Pangdam I Bukit Barisan, Mayjen Rio Firdianto, yang hadir bersama Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan dan Gubernur Bobby, sempat dilempari batu oleh massa.
Mayjen Rio terlihat marah besar. Ajudannya sigap melindungi sang jenderal dengan dua tameng polisi, satu di atas kepala dan satu di depan tubuh, untuk menghalau hujan batu.
Meskipun sempat ricuh, markas GRIB akhirnya rata dengan tanah. Paving block yang mengelilingi bangunan pun dibongkar hingga hanya tersisa puing.
Ancaman ke KPK
Tidak terima dengan perobohan tersebut, GRIB mengobarkan perlawanan politik. Akun resmi @gribjaya_id mengunggah seruan aksi ribuan kader ke KPK, dengan slogan:
“Usut tuntas aktor intelektual korupsi Sumut hingga Blok Medan!”
Rencana aksi disebut akan digelar berjilid-jilid hingga KPK benar-benar membuka penyidikan kasus tersebut.
Catatan Kritis
Perobohan markas GRIB Sumut ini dilakukan hanya dua hari setelah Samsul Tarigan, Ketua DPD GRIB Sumut, resmi dipenjara terkait kasus penguasaan lahan PTPN II. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa dendam politik dan bisnis ikut mewarnai eskalasi konflik antara pemerintah dan GRIB.
Sementara itu, hingga berita ini ditayangkan, juru bicara GRIB, Razman Arif Nasution, belum merespons permintaan klarifikasi. ( Tim - Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar