Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan


Oknum Polisi Tewas Ditangan Scurity , Tragedi yang Memicu Kontroversi

Rabu, 02 April 2025 | Rabu, April 02, 2025 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-02T05:31:00Z

 


CNEWS - Rokan Hilir –  Insiden tragis yang mengguncang Kabupaten Rokan Hilir, Riau, pada Sabtu (29/3/2025) malam sekitar pukul 21.00 WIB. Seorang anggota kepolisian, Bripka Lestari, tewas setelah ditikam oleh seorang sekuriti kompleks perumahan, Marselinus Kuku (39). Peristiwa berdarah ini juga menyebabkan dua orang lainnya mengalami luka-luka smpai kini masih menjadi sorotan publik ( 02/4/2025)


Polisi menetapkan Marselinus sebagai tersangka setelah bentrokan yang dipicu oleh teguran terhadap Bripka Lestari yang mengendarai sepeda motor dengan knalpot racing di dalam kompleks perumahan. Warga setempat telah lama mengeluhkan aksi ugal-ugalan tersebut. Marselinus, yang tengah berjaga di pos keamanan, mengejar dan menegur Bripka Lestari. Namun, teguran itu justru memicu cekcok panas.


Saksi mata menyebutkan bahwa Bripka Lestari bersikap arogan dan menantang Marselinus. Tak hanya itu, ia juga membawa beberapa rekannya, yang kemudian ikut terlibat dalam pertikaian di pos keamanan. Situasi semakin memanas hingga akhirnya terjadi perkelahian. Dalam kondisi terdesak dan merasa terancam, Marselinus mengeluarkan senjata tajam dan menikam Bripka Lestari hingga tewas di tempat.


Kontroversi dan Keresahan Publik


Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau, Kombes Asep Darmawan, menyatakan bahwa pihaknya telah menahan Marselinus dan sedang melakukan pemeriksaan intensif terkait motif serta kronologi lengkap kejadian.


Namun, kasus ini memicu perdebatan luas. Sebagian warga menilai Marselinus hanya membela diri dari ancaman oknum polisi yang bertindak sewenang-wenang, sementara pihak kepolisian dengan cepat menetapkannya sebagai tersangka. Hal ini memunculkan pertanyaan besar mengenai keadilan hukum bagi warga sipil yang berhadapan dengan aparat.


"Sering kali kami melihat mereka ugal-ugalan dengan knalpot bising. Kalau ditegur, malah marah. Ini kompleks perumahan, bukan jalan raya. Seharusnya mereka memberi contoh, bukan bertingkah seperti preman!" ujar seorang warga yang enggan disebutkan namanya.


Desakan Transparansi dalam Penyelidikan


Masyarakat berharap penyelidikan dilakukan secara transparan dan adil tanpa ada upaya melindungi institusi kepolisian. Kasus ini dinilai sebagai cerminan keresahan warga terhadap perilaku oknum polisi yang bertindak sewenang-wenang.


"Kalau memang Marselinus bersalah, biarlah hukum yang berbicara. Tapi jangan sampai ini menjadi kasus di mana warga yang melawan kesewenang-wenangan malah dijadikan kambing hitam," tegas seorang warga lainnya.


Tragedi ini menjadi peringatan bagi aparat kepolisian agar lebih menghormati aturan dan mengedepankan etika dalam bertugas. Kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian bergantung pada bagaimana kasus ini ditangani dengan adil dan transparan.

( Red) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

×
Berita Terbaru Update