CNews , Jakarta – Presiden Republik Indonesia ke-8, Prabowo Subianto, menegaskan pentingnya persatuan nasional dalam menghadapi ancaman campur tangan asing yang kerap menyusup lewat isu demokrasi dan kebebasan. Dalam pidatonya saat Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Senin (3/6/2025), Prabowo mengingatkan bahwa perpecahan internal adalah pintu masuk bagi kekuatan asing untuk mengintervensi dan melemahkan Indonesia.
“Ratusan tahun mereka datang. Ratusan tahun mereka adu domba kita dengan uang. Mereka membiayai LSM-LSM untuk mengadu domba kita, agar kita terus bertikai. Itu strategi lama yang terus digunakan,” tegas Prabowo di hadapan jajaran pejabat tinggi negara.
Menurut Prabowo, narasi-narasi yang diusung pihak asing melalui LSM dan lembaga internasional seringkali dibungkus dengan dalih demokrasi, hak asasi manusia, dan kebebasan pers. Namun, ia menilai, standar yang digunakan kerap bersifat ganda dan bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.
“Mereka mengaku pembela demokrasi, HAM, dan pers. Tapi itu adalah versi mereka sendiri. Sementara kita punya jati diri dan prinsip sendiri yang harus kita junjung tinggi,” tambahnya.
Pernyataan ini mencerminkan konsistensi arah kebijakan luar negeri Presiden Prabowo yang mengedepankan kemandirian dan kedaulatan nasional, serta menolak intervensi asing dalam urusan domestik.
Meski demikian, Prabowo menegaskan bahwa pernyataannya bukan ajakan untuk bersikap curiga atau memusuhi bangsa asing, melainkan peringatan agar rakyat Indonesia waspada dan tidak mudah diperalat.
“Ingat kata-kata Bung Karno: Bangsa yang besar adalah bangsa yang berdiri di atas kaki sendiri. Jangan biarkan kita dipermainkan siapa pun,” ujarnya penuh tekanan.
Hormati Pemimpin, Pelajari Sejarah
Dalam kesempatan yang sama, Prabowo juga mengajak masyarakat untuk tidak melupakan jasa para pemimpin terdahulu. Ia menilai, dalam proses berbangsa, menghormati sejarah dan prestasi para pemimpin merupakan bagian penting dari pembangunan karakter bangsa.
“Pemimpin kita manusia. Banyak kekurangan. Tapi jangan lupakan jasa dan prestasi mereka. Dari mereka, kita belajar, tumbuh, dan memperbaiki arah bangsa ke depan,” kata Prabowo
Pernyataan ini secara tidak langsung juga mencerminkan pendekatan rekonsiliatif dan anti-polarisasi yang tengah dibangun oleh Presiden ke-8 RI ini, terutama setelah proses Pemilu 2024 yang sempat menimbulkan ketegangan politik nasional.
Analisis Eksklusif:
Pidato Prabowo kali ini bukan sekadar peringatan seremonial Hari Lahir Pancasila. Ada pesan strategis yang jelas: Indonesia harus bersatu, memperkuat identitas nasional, dan mewaspadai aktor-aktor eksternal yang kerap menggunakan “soft power” berbasis nilai-nilai global untuk mengintervensi kepentingan dalam negeri.
Di tengah konstelasi geopolitik yang makin kompleks dan ancaman infiltrasi non-militer (cyber, ideologi, ekonomi), pernyataan Prabowo ini menegaskan arah barunya dalam menempatkan Pancasila sebagai tameng kedaulatan nasional. ( Tim - Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar